Distanak Berau Hasilkan 715 Sapi IB

- Jumat, 25 November 2022 | 14:20 WIB
TINJAU: Kepala Distanak Berau Junaidi, saat meninjau lokasi pelaksanaan IB belum lama ini.
TINJAU: Kepala Distanak Berau Junaidi, saat meninjau lokasi pelaksanaan IB belum lama ini.

TANJUNG REDEB – Periode Januari Oktober Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau menghasilkan 715 ekor sapi dari Inseminasi Buatan (IB), atau lebih dikenal dengan kawin suntik dan kawin buatan.

Menurut Kepala Distanak Berau, Junaidi, IB adalah suatu teknik mengawinkan ternak secara buatan, dengan memasukkan semen yang telah diencerkan dengan pengencer tertentu ke dalam saluran alat reproduksi betina yang sedang bertelur.

Program IB merupakan proses panjang yang mendapat perhatian dari berbagai pihak, dimana Berau harus mampu terus eksis di dunia peternakan jika bisa swasembada daging sapi untuk Kalimantan Timur.

“Tentu kami ingin Berau ini berjaya di bidang peternakan. Dan harus diakui 60 persen hasil sapi di Berau masih kawin alami,” katanya, kemarin (24/11).

Dijelaskan Junaidi, upaya peningkatan populasi sapi melalui program IB merupakan salah satu komitmen pemerintah mengurangi dominasi ketergantungan pasokan daging dari luar.

Untuk jenis sperma sendiri dikatakan Junaidi, dari Singosari yakni sapi bali, simental, limosin, dan angus. Serta dari Rembang yakni balai lembang dengan jenis simental limosin. Serta UPTD api-api dengan jenis sapi bali.

“Kita mulai melaksanakan program yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian untuk mengaselerasi percepatan target pemenuhan sapi potong,” bebernya.

IB yang dilakukan oleh Dinstanak Berau itu menyediakan beragam benih dari straw atau sperma unggul. Dijelaskan Junaidi, sebenarnya Distanak memilik target 1.035 ekor sapi, namun hanya terealisasi 715 saja. Hal ini dikarenakan berkurangnya aseptor dan kurang petugas inseminator. “Tentu ada kendalanya. Makanya belum bisa 100 persen,” katanya.

Ia juga mengatakan, untuk Pemeriksaan Kebuntingan (PKB) dikatakan Junaidi, dalam usaha pembangunan Peternakan Kesehatan dan reproduksi ternak menjadi faktor penting dalam mendorong populasi dan pertumbuhan atau perkembangan ternak.

Karena dari reproduksi, maka akan tumbuh generasi baru atau individu ternak baru. Kecepatan pertumbuhan ini sangat ditentukan oleh kondisi ternak yang dapat dinilai dari Body Condition Scorer (BCS), di atas 3.

Kondisi kesehatan dan normalitas organ reproduksi. Keberhasilan fertilisasi baik kawin secara alami maupun melalui teknik IB. Pemeliharaan selama kebuntingan.

“Seorang petugas inseminar sebelum melakukan IB sebaiknya melakukan palpasi rectal untuk mengetahui lebih jauh tentang status estrus dan kondisi pada uterus. Karena jika ternyata di dalam uterus telah terdapat fetus, maka jika di IB akan menyebabkan abortus,” tuturnya.

Lebih lanjut teknik palpasi rectal sabagai dasar Teknik Pemeriksaaan Kebuntingan (PKB), melalui teknik PKB maka dapat mendeteksi lebih dini terhadap status kebuntingan, sekaligus mengetahui kondisi reproduksi sapi.

Pemeriksaan Kebuntingan melalui palpasi rectal, merupakan cara pemeriksaan yang sederhana, namun membutuhkan ketrampilan dan latihan yang intensif sehingga petugas PKB mampu mendiagnosa kebuntingan, sekaligus menentukan umur kebuntingan, mengetahui posisi fetus dan memprediksikan kelahiran.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Tenggarong Seberang Bakal Dimekarkan

Selasa, 16 April 2024 | 11:10 WIB

Bupati Kukar Silaturahmi dengan Pj Gubernur

Selasa, 16 April 2024 | 09:25 WIB

Tenggarong Seberang Persiapkan Pemekaran Kecamatan

Senin, 15 April 2024 | 19:49 WIB

Bupati Dorong Generasi Muda di Kukar Jadi Petani

Senin, 15 April 2024 | 12:36 WIB

Dorong Partisipasi Masyarakat Sukseskan Pilkada

Sabtu, 13 April 2024 | 16:15 WIB

DKK Balikpapan Lakukan Pemeriksaan Sopir Bus

Selasa, 9 April 2024 | 10:45 WIB
X