KISAH INSPIRATIF.. Dulu Kuli Panggul Kini Sukses Jualan Martabak Berkat Perkembangan Tekhnologi

- Kamis, 25 November 2021 | 14:05 WIB
Teks foto
 Melihat peluang yang bagus dengan membuka usaha kuliner, M. Asror Maulana dapat bertahan hidup dengan berjualan martabak yang dibantu oleh sang istri di rumah.
Teks foto Melihat peluang yang bagus dengan membuka usaha kuliner, M. Asror Maulana dapat bertahan hidup dengan berjualan martabak yang dibantu oleh sang istri di rumah.

Balikpapan - Bermula dari gang sempit di sudut kota Balikpapan, cerita M. Asror Maulana pun dimulai. Pria 33 tahun ini membuktikan bahwa untuk memulai usaha bisa dilakukan di mana saja selama ada tekad dan pandai melihat peluang. Berbagai pekerjaan sudah ia lakukan mulai dari loper koran, sopir bahkan menjadi kuli panggul. Hingga akhirnya, Asror berhasil merintis usaha Martabak dan Terang Bulan Jutawan di Balikpapan untuk mencari nafkah bagi keluarganya.

Memiliki tekad dalam mengubah nasib, Asror memutuskan untuk merantau ke Balikpapan dari Jawa Tengah pada 2004 lalu. Di kota dengan julukan kota Beriman ini pula Asror bertemu jodohnya, Tri Wahyuningsih yang selalu setia dan mendampinginya dalam mengembangkan usaha. Keduanya menikah tahun 2008 dan telah dikaruniai 3 orang anak. 

Mereka tinggal di sebuah rumah petak 1 kamar di wilayah Karang Rejo, Balikpapan Tengah. Sekitar 100 meter dari jalan utama dan hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua. Keterbatasan ekonomi membuat Asror kala itu yang bekerja sebagai kuli panggul, mencoba peruntungan menjadi mitra pengemudi GrabBike untuk menambah penghasilan. 

"Kebetulan ada sesama kuli panggul yang menjadi mitra pengemudi GrabBike. Akhirnya saya mencoba untuk mencari informasi dan memberanikan diri untuk daftar, ternyata penghasilan yang saya peroleh lumayan untuk menambah pendapatan sehari-hari," ujar Asror. 

Selama 6 bulan menjadi mitra pengemudi GrabBike, pikiran pria berambut cepak ini mulai terbuka. Apalagi saat itu, layanan GrabFood mulai ramai dikenal masyarakat. "Pernah sekali saya mendapat pesanan yang lokasinya berada di dalam gang, ada juga yang di gunung. Saya penasaran, kok bisa ya jualan di lokasi terpencil tapi tetap ramai peminatnya secara online," sambungnya.

Berbekal rasa ingin tahunya, Asror bertanya kepada beberapa merchant bagaimana cara membuka dan berjualan melalui layanan GrabFood. Mengingat ia juga memiliki usaha kuliner dan ingin memanfaatkan teknologi dalam mengembangkan usahanya. Ia pun direkomendasikan oleh kerabatnya untuk registrasi usaha kulinernya secara online agar lebih efisien. “Awal saya pindah ke Balikpapan, saya pernah ikut saudara untuk berjualan martabak, sehingga saya kurang lebih tahu bagaimana cara membuat martabak dan terang bulan. Setelah itu saya pun akhirnya membuka usaha martabak dan terang bulan di rumah. Namun usaha kuliner ini masih dibeli oleh pelanggan sekitar rumah atau yang kenal dengan saya saja, sehingga pendapatan masih terbilang sedikit," ujarnya. 

Sambil menunggu akunnya diproses, Asror tetap bekerja sebagai sopir ojek online seperti biasa, sekaligus menambah informasi tentang menjalankan usaha dari pelaku UMKM lainnya. Pagi hingga petang, ia aktif menerima dan mengantar pesanan, sambil mempromosikan ke mitra pengemudi lain bahwa ia sekarang sedang merintis usaha makanan.

Tepatnya Agustus 2019, usaha Martabak dan Terang Bulan Jutawan milik Asror terdaftar GrabFood. Berbeda dengan martabak pada umumnya yang menggunakan gerobak dan berjualan di tepi jalan, Asror tetap memilih berjualan dari dapur rumah dibantu istrinya. Bermodalkan peralatan dapur seadanya, martabak dan terang bulan nikmat disajikan ke pelanggan GrabFood. 

Asror terbilang pandai membaca potensi bisnis. Di zaman yang serba canggih, ia bisa menyesuaikan diri, dan selalu memikirkan bagaimana usahanya bisa berkembang. Caranya dengan terus berinovasi dan mengikuti berbagai promo rekomendasi yang diadakan oleh GrabFood, sehingga akunnya pun bisa digunakan dengan maksimal. 

Dengan bantuan pihak Grab yang selalu memberikan bimbingan, ia mengaku tidak kerepotan dengan sistem yang serba online. Bahkan menurutnya, berkah penjualan online-lah yang membantunya menyambung hidup. Penjualannya pun makin meningkat jika dibandingkan dengan awal pandemi.

Asror mengaku sangat bersyukur dengan keberadaan Grab yang perlahan mengubah hidupnya. Ia yang dulunya serba pas-pasan, bisa perlahan bangkit. Bahkan menurut pengakuannya, keluarganya di Jawa sempat heran dengan omzet bisnis Martabak dan Terang Bulan Jutawan. 

Secara umum, perekonomian keluarga Asror meningkat 70 persen setelah bergabung di GrabFood. Mimpi Asror dan keluarganya pun perlahan terwujud. Mulai dari membangun dapur sendiri, melunasi cicilan motor, hingga membayar uang sekolah anak. 

"Sangat terbantu dan bersyukur dengan hadirnya Grab dalam merangkul para UMKM kecil seperti usaha saya ini. Karena walau tempatnya di dalam gang sekalipun, driver pun selalu tersedia, tidak pernah menolak orderan meski lokasi kurang strategis. Pengantarannya juga cepat. Sehingga di masa pandemi, perekonomian pelaku UMKM dan juga para mitra pengemudi sangat terbantu melalui teknologi Grab," tutupnya. (aji/pro) 

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

X