PENAJAM-Jadi salah satu lumbung beras Kaltim, tak menjamin nasib petani di Kecamatan Babulu, Kabupaten PPU.
Belakangan, beras hasil panen petani Babulu tak terserap pasar. Begitu juga dengan Badan Urusan Logistik (Bulog), yang tak sepenuhnya mampu menyerap beras petani.
“Beras di gilingan menumpuk sebab Bulog juga terbatas (merima beras) dari petani,” kata Wakil Ketua Komisi II DPRD PPU Sujiati.
Soal minimnya serapan beras lokal oleh Bulog, Sujiati mengaku belum tahu detail persolannya.
Padahal, tahun lalu Bulog mampu menyerap penuh beras milik petani.
“Kalau persoalannya apa saya belum tahu persis. Nanti kita akan coba agendakan RDP dengan Bulog,” ungkap Sujiati.
Tak sekadar itu, petani belakangan juga disebut Sujiati kesulitan memasarkan beras lokal.
Menyikapi kondisi yang dialami petani, perempuan yang juga Ketua Fraksi Partai Gerindra ini meminta ada campur tangan pemerintah. Salah satunya dengan menerbitkan peraturan daerah (Perda).
“Makanya kita minta ada Perda yang mewajibkan ASN mengonsumsi beras lokal. Supaya petani kita tidak kesulitan memasarkan berasnya,” ungkap Sujiati. (adv/hul)