Dampak e-Commerce untuk Ekonomi Indonesia

- Rabu, 16 Juni 2021 | 20:08 WIB
-
-

Oleh: Nirana Elvaza Azzahyra

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah dari Balikpapan 

 

 

PERADABAN manusia sudah berkembang dari masa pertanian ke masa industri, kini ke era informasi. Hal ini tidak terlepas dari penemuan komputer dan perluasan jaringan komunikasi, terutama melalui media internet yang membuat keseluruhan unit terhubung tanpa terhalang batas-batas atau perbatasan.

New economy, demikian dikatakan Kelly (1998) soal fenomena ini, yakni lahirnya struktur ekonomi yang baru sebagai dampak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Di Indonesia, ekonomi digital kini sedang banyak digunakan masyarakat bahkan pemerintah, tidak lain merupakan aplikasi dari konsep ekonomi baru yang secara spesifik mengarah pada transaksi barang dan jasa melalui media internet atau dikenal dengan sebutan e-Commerce.

Sejak 2016, pemerintah meresmikan kebijakan ekonomi XIV berupa peta jalan e-Commerce (Kemenko Bidang Perekonomian RI, 2016). Paket kebijakan ini diperjelas mengenai dampak pertumbuhan e-Commerce pada perkembangan ekonomi.

Kontribusi e-Commerce terhadap pertumbuhan ekonomi juga perlu didukung dengan kebijakan ataupun pasar yang mampu menerima dan beradaptasi dengan sistem transaksi baru tersebut. Walaupun transaksi dapat dilakukan melalui internet, proses distribusi barang dari produsen ke end-users tetap membutuhkan infrastruktur transportasi.

e-Commerce sebenarnya mampu menarik banyak konsumen di Indonesia, terlebih sebelum terjadinya wabah Covid-19. e-Commerce juga merupakan salah satu gagasan utama yang menjadikan Indonesia sebagai negara dengan nilai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara mencapai USD 40 miliar pada 2019 dan diprediksi meningkat hingga USD 130 miliar pada 2025.

Dengan semakin banyaknya toko retail dan konsumen terpaksa beralih ke e-Commerce, perkembangannya dapat ditingkatkan lebih jauh. “Sebelum Covid-19, e-Commerce hanyalah sebuah pilihan.

Namun di masa sekarang, penting sekali bagi toko retail dan produsen untuk menjual produk melalui platform e-Commerce agar mampu mempertahankan bisnis mereka. Hal ini akan memberikan efek berjangka panjang yang positif dikarenakan konsumen akan semakin terbiasa berbelanja secara online,” ujar Kusumo Martanto, CEO Blibli.

Di tengah itu, perubahan dinamika pasar disebabkan oleh pandemi dengan menciptakan peluang bagi layanan pengiriman makanan online. Pemimpin pasar seperti GoFood dan Grab Food yang dapat diakses melalui GoJek dan Grab telah menerapkan mekanisme pengiriman tanpa kontak dan prosedur kebersihan yang ketat untuk terus melayani konsumen.

Pelaku industri mengatakan bahwa pasar pengiriman makanan di Indonesia berpotensi meningkat dua kali lipat di tahun 2020 akibat dari wabah Covid-19. (pro/ndu) 

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X