BALIKPAPAN – Pandemi Covid-19 yang melanda Kota Minyak belum kunjung berakhir. Bahkan beberapa minggu terakhir, terjadi peningkatan jumlah kasus terkonfirmasi yang cukup tinggi.
Hal ini membuat pemerintah daerah harus menyisihkan dana khusus untuk penanganan pandemi. Anggota Komisi II DPRD Balikpapan Syukri Wahid mengatakan, jika melihat dalam APBD 2021 kegiatan berbasis Covid-19 hanya sebesar Rp 21 miliar.
Itu pun hanya kegiatan yang dititipkan melalui Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan. “Rencana anggaran Rp 25 miliar yang tadinya untuk jaring pengaman sosial sudah dicoret karena dana bagi hasil yang turun,” bebernya.
Padahal jika vaksinasi tidak mendapat dukungan dana dalam pelaksanaannya, maka pemerintah daerah mau tidak mau mengucurkan biaya sendiri. “Ada dana tak terduga (DTT) sudah dialokasikan Rp 6 miliar,” tuturnya.
Apabila nanti anggaran dari DTT masih tidak mencukupi, tidak ada langkah lain kecuali refocusing anggaran. Syukri menuturkan, jika pemkot merasa bisa tercover dengan kegiatan reguler dalam APBD tentu tidak masalah.
“Tapi kalau dirasa butuh, mau tidak mau refocusing. Tapi sampai sekarang saya perjelas, kita belum ada sama sekali membahas refocusing,” ungkapnya. Dia menambahkan, jika ada refocusing tentu menjadi pembahasan Banggar DPRD Balikpapan.
Syukri berpendapat, skema refocusing kemungkinan besar sama dengan yang berjalan tahun lalu. “Pukul rata semua kurangi sekian persen setiap OPD urunan. Belanja hibah yang tidak terlalu prioritas. Paling poin-poin itu saja,” tutupnya. (din/adv/pro)