BALIKPAPAN - Perubahan harga pangan di pasar-pasar di Kota Balikpapan, membuat masyarakat merasa keberatan. Terlebih di tengah situasi pandemik COVID-19 saat ini.
Terkait hal ini, Ketua Komisi II DPRD Kota Balikpapan H. Haris menuturkan, persoalan kenaikan harga pangan saat ini karena berbagai faktor. Tentu dampak yang dirasakan pun juga sangat terasa.
"Banyak faktornya, kenaikan harga melihat keadaan sekarang ditengah pandemik seperti ini, juga yang sedang terjadi karena dipengaruhi cuaca, bisa menjadi pemicunya," kata H. Haris, Minggu (17/1).
Dirinya menerangkan, dimasa pandemik ini penetapan kebijakan yang dilakukan pemerintah terkait pemeriksaan rapid antigen dan PCR, mungkim saja juga menjadi kendalanya. Atau kesulitan para petani dan nelayan di masa cuaca ektrem ini.
"Kendala masuknya bahan pangan dari luar daerah untuk masuk ke kota Balikpapan yang terlambat, sehingga harga itu naik semuanya. Ini juga dibulan-bulan ketersediaan ikan berkurang, kita tidak tahu dari nelayan apakah karena ombak atau karna apa, banyak hal yang jadi permasalahannya," tuturnya.
Ia menyebut, meski naiknya harga pangan tak terlalu tinggi, namun tetap saja dampak tersebut sangat terasa di masyarakat. Jika dilihat juga dari keadaan ekonomi dan tingginya tingkat pengangguran di Kota Balikpapan.
"Kita 'kan pandemik COVID-19 ini sudah lama, ekonomi kita ini artinya sudah termehek-mehek ditambah lagi satu tahun ya tambah lagi termehek-mehek. Jadi dua sisi itu terhadap ekonomi jelas berdampak," tutupnya. (rin/pro)
