Perlu melibatkan masyarakat umum dan kelompok sadar wisata agar pariwisata bisa menjadi sumber pendapatan daerah.
UJOH BILANG–Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh membuka presentasi laporan akhir kajian pengembangan beberapa lokasi wisata. Seperti air terjun Long Melaham, air terjun kelukup, serta studi kelayakan sentra pariwisata Batoq Tenevang. Pemaparan digelar di ruang rapat kantor Bappelitbangda Mahulu, Selasa (8/12).
Presentasi laporan akhir dengan tim pusat unggulan pariwisata Universitas Udayana Bali melalui Zoom Meeting tersebut dihadiri Sekretaris Daerah Stephanus Madang, Asisten Bidang Sosial Ekonomi dan Pembangunan E Tek Hen Yohanes, kepala OPD, dan camat.
Dalam sambutannya, Bonifasius mengatakan, Kabupaten Mahakam Ulu yang memiliki berbagai potensi alam dan keunikan warisan kebudayaan dari leluhur dapat dikembangkan melalui sektor pariwisata. “Dan itu landasan utama yang menjadi titik fokus pengembangan sektor pariwisata,” kata bupati.
Ditambahkan lagi, pariwisata yang potensial dapat dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. “Dalam bingkai pemanfaatan potensi sumber daya alam yang dapat diwujudkan untuk peningkatan ekonomi berbasis kerakyatan,” tuturnya.
Bonifasius berharap, melalui presentasi laporan akhir kajian pengembangan wisata bersama Tim Universitas Udayana Bali, OPD dapat memberikan masukan dan perhatian sebagai langkah awal rencana induk pariwisata Mahakam Ulu.
“Dan tentu saja atas hal ini kita perlu melibatkan masyarakat umum maupun kelompok sadar wisata yang ada di lokasi yang akan dijadikan fokus pengembangan wisata,” kata dia.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kristina Tening mengatakan, kegiatan yang bekerja sama dengan Unggulan Pariwisata Universitas Udayana Bali bertujuan menyusun dokumen yang mencakup pembahasan tentang konsep dasar pengembangan kelayakan serta strategi yang terarah dan terencana terkait pengembangan objek wisata di Mahakam Ulu.
“Output-nya adalah tersedianya dokumen perencanaan pembangunan pariwisata sebanyak dua dokumen berisikan tiga locus kajian. Outcome-nya merupakan dokumen pendukung proses perencanaan pembangunan pariwisata terarah, terencana, terukur, aman, produktif, dan berkelanjutan,” tutup Kristina. (hms11/dwi/k8)
