“Selain itu permasalahan kekurangan modal dan minimnya alat dapur menyulitkan saya dalam proses produksinya,” ungkapnya.
Kendala lain adalah, setelah produk jadi pun harus cepat terjual, karena jika tinggal lama, maka air aren akan berubah rasa dan tidak enak untuk dikonsumsi. Dengan segala kendala tersebut, Nurmi mengaku hanya bisa terus berusaha dan berdoa.
“Alhamdulillah doa dan usaha saya terjawab,” katanya.
Pada 16 Agustus lalu, Nurmi tiba – tiba saya kedatangan tamu dari PLN Peduli dan Pusat Layanan Informasi Terpadu (PLUT) – UMKM, yang tak pernah dia sangka sebelumnya. Tujuan mereka datang adalah kunjungan sekaligus survei untuk membantu UMKM yang sedang mengalami kendala.
“Dari survei itu, Shuga terpilih sebagai salah satu penerima bantuan pembinaan,” ujarnya lantas tersenyum.
PLN Peduli dan PLUT-UMKM membantu Nurmi untuk merenovasi dapur tempatnya mengolah air aren. Lalu memberikan kulkas disertai freezer dan alat dapur lain untuk produksi. Tak hanya itu, PLN Peduli juga membantu dalam mempromosikan produk Shuga.