Kisah Owner Wedang Dayak yang Sukses Berkat Program PLN Peduli

- Senin, 16 November 2020 | 11:14 WIB
BERMANFAAT: Lewat bantuan PLN Peduli dan PLUT-UMKM, Nurul Ahdaniah berhasil mengembangkan usaha Wedang Dayak hingga bisa survive di kala pandemi saat ini.
BERMANFAAT: Lewat bantuan PLN Peduli dan PLUT-UMKM, Nurul Ahdaniah berhasil mengembangkan usaha Wedang Dayak hingga bisa survive di kala pandemi saat ini.

BALIKPAPAN -  Di tangan Nurul Ahdaniah, bahan herbal asli Kalimantan yaitu bawang dayak “disulap” menjadi minuman herbal yang dapat diterima oleh banyak kalangan dengan berbagai macam varian. 

Awalnya ragu, tetapi Nurul tetap nekat membuka usaha pada akhir Januari lalu. Yang kemudian diberi nama “Wedang Dayak”. Dibuat secara manual. Menghaluskan bahan dengan tumbukan batu. Lalu menjemurnya dengan tampah di bawah sinar matahari. Mengandalkan alam, tak jarang membuatnya gagal.

“Apalagi kondisi cuaca yang tidak menentu. Bahan yang tidak dijemur dengan baik akan membusuk dan akhirnya dibuang,” ungkapnya.

Meski kerap menemukan banyak hambatan, Nurul tetap berusaha. Dengan keterbatasan modal, dia terus mencari jalan keluar. Kerugian diminimalisasi dengan cara memproduksi sedikit demi sedikit.

“Memastikan agar bahan yang ada tidak banyak terbuang dan produksi bisa maksimal,” sebutnya.

Karena itu mulanya Nurul hanya menerima pesanan secara pre-order. Pembeli harus pesan dulu. Tetapi dia kerap kesulitan jika pesanan yang tiba langsung banyak. “Jadinya kelimpungan karena tak bisa memenuhi pesanan,” katanya.

Usahanya berbuah manis. Berkat doa dan pantang menyerah, pada Mei lalu dia mendapat bantuan dari program PLN Peduli dan Pusat Layanan Usaha Terpadu - Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (PLUT-KUMKM). “Alhamdulillah, ini surprise dari Allah,” ujarnya bahagia.

Lewat PLN Peduli, Nurul mendapatkan alat penggiling. Dengan alat ini, produksi 5 kilogram bahan yang biasa dikerjakan secara manual memerlukan waktu 3 jam, kini hanya 30 menit. "Sehingga saya bisa produksi lebih banyak lagi,” ucapnya.

Tak berhenti sampai disitu. Di Juni 2020, Nurul kembali terkejut. Dia mendapat kiriman alat pengering. Ukurannya disebut luar biasa besar. Kapasitas alat bisa mengeringkan sekitar 20 kilogram bahan sekaligus hanya dalam waktu 8 jam.“Wow. Masya Allah luar biasa senangnya,” tambahnya.

PLN Peduli dan PLUT-KUMKM tak hanya memberikan bantuan dalam bentuk alat. Tetapi juga bantuan dana untuk promosi, edukasi dalam hal berpromosi dengan baik. 

“Istilahnya ‘tidak boncos’,” tuturnya.

Edukasi juga termasuk bagaimana mengelola keuangan, memilih bahan yang baik, hingga dalam hal legalitas seperti proses Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang sudah diterimanya Oktober lalu. Juga membuat tampilan kemasan yang lebih menarik.

“PLN Peduli luar biasa totalitas dalam hal bantuan dan pembinaan,” ujarnya.

Wedang Dayak juga dibantu untuk pemasaran. Seperti baru-baru ini, PLN Peduli melakukan expo digital dalam tema PLN Peduli Festival. Maklum, ketika pandemi menerpa, membuat semua bidang terkena imbas, termasuk Wedang Dayak yang mengalami penurunan dalam hal omzet penjualan.

Halaman:

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X