Terkait Pembangunan Rice Milling di Babulu, Pansus DPRD Sarankan Bumdes Diberdayakan

- Senin, 14 September 2020 | 13:30 WIB
-
-

PENAJAM-Panitia Khusus (Pansus) I DPRD Penajam Paser Utara PPU) mendorong Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Benuo Taka untuk menjalin kerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

Ketua Pansus I DPRD PPU Sariman mengatakan, rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang penyertaan modal pemerintah daerah kepada Perumda Benuo Taka untuk pembangunan rice milling atau penggilingan padi sementara dalam pembahasan.

Pemerintah daerah mengalokasikan penyertaan modal sebesar Rp 26,9 miliar untuk pembangunan pabrik penggilingan padi di Kecamatan Babulu. Dalam naskah kajian akademik dan teknis terdapat dua desa yang masuk dalam lokus pembangunan pabrik tersebut yakni Desa Sriraharja dan Desa Sumber Sari dengan luasan lahan pertanian yang dibutuhkan sekira 500 hektare.

Dalam kajian akademik dan teknis tidak tercantum kerja sama pihak lain dalam hal pengadaan sarana produksi pertanian seperti pupuk, obat-obatan dan lainnya. Mengenai penyediaan penunjang produksi pertanian tersebut, Pansus I DPRD mendorong Perumda Benuo Taka bekerja sama dengan Bumdes setempat.

“Sarana penunjang pertania 500 hektare itu kan memerukan pupuk dan obat-obatan, nah kami dorong bekerja sama dengan Bumdes. Sehingga Bumdes setempat juga punya kegiatan dan keuntungana menjadi PAD desa. Nah, rapat selanjutnya dengan Perumda Benuo Taka kami akan mengarahkan kerja sama dengan Bumdes setempat,” kata Sariman pada media ini, kemarin (13/9).

Dalam pembahasan Raperda penyertaan modal untuk pembangunan pabrik penggilingan padi tersebut, Sariman menyatakan, pihaknya kembali menggelar rapat bersama dengan Perumda Benuo Taka. Selain itu, pihaknya juga akan mengundang gabungan kelompok tani (Gapoktan), kepala Desa Sriraharja, kepala Desa Sumber Sari dan Bumdes kedua desa tersebut.

Tak hanya itu, Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) PPU juga akan diundang berkaitan dengan pembahasan raperda ini.  Untuk pemberdayaan penggilingan padi lokal, Sariman mengaku, belum menemukan formula kerja sama dengan Perpadi. Khususnya penggilingan padi di dua desa tersebut.

“Di dua desa itu ada penggilingan padi lokal, ini belum ketemu formulanya. Kedepan, hal ini akan dibicarakan bersama dengan Perumda Benuo Taka apakah memungkinkan untuk bekerja sama. Harapan kami, penggilingan padi yang akan dibangun sifatnya milik daerah. Kedepan juga Bumdes dilibatkan, tidak hanya perseorangan. Karena kerja sama dengan Bumdes juga efeknya ke masyarakat. Karena keuntungan yang didapatkan oleh Bumdes akan masuk dalam PAD desa,” jelasnya.

Sariman menilai, dalam naskah kajian akademik dan teknis terkait dengan Raperda penyertaan modal untuk pembangunan rice milling cukup baik dan layak ntuk dilanjutkan. Karena PPU memiliki potensi 20 ribu hektare sawah yang belum dioptimalkan.

“Potensi yang paling besar di Babulu. Kalau dilaksanakan pembangunan pabrik penggilingan padi dengan penyertaan modal pemerintah daerah minimal membantu suplai beras di PPU,” ungkapnya.

Di kajian akademik dan teknis juga dipaparkan harga gabah yang dibelu Perumda Benuo Taka nantinya lebih besar dibandingkan harga pasar. Sehingg petani lebih diuntungkan.

“Harga gabah yang dibeli Perumda Benuo Taka juga naik Rp 500,- per kilogram (kg). Sekarang harga pasar gabah Rp 3.000,- per Kg. Jadi, nanti harga beli gabah Perumda Benuo Taka sebesar Rp 3.500,- per Kg,” tandasnya. (adv/kad)

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X