Tingkat Kekerasan dan Pelecehan Anak Meningkat saat Pandemi

- Selasa, 8 September 2020 | 19:07 WIB
-
-

BALIKPAPAN- Di masa Pandemik Covid-19 ini, Pemerintah mengimbau agar seluruh anak sekolah melakukan pembelajaran secara online di rumah. Dengan sistem pembelajaran ini, seluruh anak memiliki sebuah ponsel yang digunakan untuk belajar.

Namun nampaknya pembelajaran menggunakan perangkat komunikasi ini berpotensi memiliki dampak negatif. Salah satunya jika luput dari pengawasan. Anak dapat lebih leluasa berselancar dan mencoba beberapa media sosial secara diam-diam.

Jika hal ini terjadi, justru akan menimbulkan dampak buruk. Seperti salah pergaulan.

Inilah yang menjadi sorotan UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Balikpapan saat ini. Walaupun tidak signifikan, tetapi jumlah kasus kekerasan dan pelecehan seksual meningkat karena kurangnya pengawasan terhadap anak dalam menggunakan gadget.

Kepala UPTD PPA Balikpapan Esti Santi Pratiwi menyebut, secara keseluruhan jumlah kasus yang diterima oleh UPTD PPA sebanyak 40 kasus. Dengan kekerasan non KDRT berjumlah 29 kasus, dan KDRT sebanyak 11 kasus.

“Rata-rata kalua anak-anak ini karena gadget. Jadi pertemanan yang baru sebentar berteman dan percaya, akhirnya terjadi suatu hubungan yang seharusnya bukan saatnya mereka seperti itu,” ujarnya.

Lanjut dia, secara spesifik kasus terjadi antara anak dengan anak, juga antara anak dan orang dewasa. Untuk kasusnya sendiri, hamper sama dengan kasus yang ada selama ini.

“Tetapi ya, itu tadi. Karena selama libur ini, banyak anak-anak yang berteman dengan anak lainnya sampai terjadi sesuatu. Rata-rata mereka mengenalnya lewat gadget, juga karena orang tua yang tidak memberikan kepercayaan kepada anak hingga akhirnya anak itu lari kepada orang lain yang lebih percaya,” jelasnya.

Juga kebanyakan anak-anak ini mengenal orang-orang itu melalui sebuah aplikasi chatting. Dilihat secara garis besar, kasus ini lebih didominasi oleh anak dengan pendidikan SMP hingga SMA.

“Jadi saat pelaporan kebanyakan anak karena adanya pelecehan seksual, ada yang sampai hamil dan sebagainya. Tetapi kalua sampai meminta sejumlah uang tidak ada,” terangnya.

Esti mengimbau kepada seluruh orang tua agar dapat memfungsikan relasi kuasa orang tua terhadap penggunaan gadget. Selain itu dapat menempatkan diri kepada anak, sebagai orang tua juga sahabat.

“Gunakan kesempatan di tengah Covid ini untuk berbincang dan berteman dengan anak. Juga mendampingi anak saat menggunakan ponselnya. Jadi jika ada pembatasan menggunakan handphone, orang tuanya juga harus sama. Karena orang tua itu, ‘kan cerminan bagi anak,” tutur dia. (rin/pro)

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X