Kilas Balik Mengenang Kota Balikpapan 'Tempoe Doeloe' saat Masa Penjajahan

- Jumat, 14 Agustus 2020 | 21:45 WIB

BALIKPAPAN – Masyarat diseluruh Indonesia saat ini sedang sibuk memasang bendera merah putih di depan pekarangan rumah mereka. Ini dilakukan untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ke-75, yang jatuh pada tanggal 17 Agustus mendatang.

Dari Sabang hingga Merauke, berjuang Bersama untuk mengusir penjajah dari bumi nusantara ini. Tak terkecuali Kota Balikpapan.

Daerah yang terkenal dengan “Kota Minyak” ini memiliki cerita tersendiri. Dari sebuah tempat tanpa nama dan hanya untuk kepentingan semata, hingga menjadi sebuah kota indah multi-etnis dan layak huni.

Namun semua yang ada saat ini, tak semudah itu didapatkan. Perlu ada perjuangan untuk dapat menguasai Kembali tempat ini dari tangan penjajah.

Bahkan kota ini juga menjadi saksi bisu adanya perang dunia II yang pernah terjadi bertahun-tahun lalu. Salah satu buktinya, dapat dilihat banyaknya peninggalan barang-barang sejarah perang yang masih utuh hingga kini, seperti gua Jepang dan Perumahan Dahor milik Belanda.

Menyempatkan diri, tim Prokal.co (Media Online KPG) berbincang-bincang dengan salah satu Sejarawan Kota Balikpapan, Akhmad Ryan Pratama. Melalui sambungan telpon, pria yang akrab disapa Ryan ini, menceritakan sedikit sejarah mengenai Kota Balikpapan.

Banyaknya peninggalan sejarah jaman perang yang ada di kota Balikpapan saat ini, Ryan mengatakan semua itu tak lepas dari kondisi Balikpapan pada awal abad ke-20, ditahun 1900-an. Ketika waktu itu, ada penemuan minyak.

Setelah Perang Dunia I saat itu, peran penting minyak bumi bagi industri global menjadi vital. Akhirnya, karena permintaan minyak dunia itu meningkat, Balikpapan juga harus mengembangkan infrastrukturnya agar saat eksploitasi minya itu berkembang lebih pesat.

“Jadi kalua misalnya kita berbicara tentang Balikpapan tempo dulu, sebenarnya adalah kota yang baru saja muncul di awal abad ke-20 akibat penemuan minyak. Sehingga jika dibandingkan dengan dulu dari tata wilayah dan tata ruangnya dapat dilihat itu disesuaikan dengan infrastruktur penyulingan minyak, terutama yang ada di Teluknya,” jelasnya.

Dengan posisi stategis dan banyak mengandung bahan bakar, Kota Balikpapan menjadi salah satu incaran yang harus diduduki. Dimana digunakan sebagai kepentingan perang pada masa PD II.

“Jadi tempat ini dibangun lebih tepatnya untuk ekspoitasi minyak bumi, bukan untuk kepentingan bumi putera. Yang kemudian diekploitasi dan diekspore keluar. Jadi Balikpapan tempo dulu adalah salah satu yang cukup ramai Pelabuhan dan ekpor minyak sampai diiklankan bahwa Balikpapan ini salah satu Pelabuhan penting untuk perdagangan global dunia,” ujarnya.

Sedangkan terkait dengan kemerdekaan Indonesia, lanjut Ryan, dahulu Belanda memperkerjakan bumi putera untuk membantu jalannya operasional minyak. Akhirnya Belanda melatih bumi putera untuk menjadi buruh, yang tidak memiliki keterampilan tinggi.

“Saat ada berita kemenangan dari Jakarta atau berita proklamasi, itu bisa diterima oleh buruh minyak. Jadi di Balikpapan yang mengetahui kemerdekaan Indonesia dahulu itu sebetulnya adalah buruh minyak. Jadi karena mereka ada yang berprofesi sebagai operator pengirim sinyal radio, mereka mendapatkan kiriman berita dari Jawa, bahwa Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekaan. Dan memang buruh-buruh minya sendiri ide nasionalisnya sudah ada, karena mereka memang sudah saling terhubung dengan serikat buruh yang lain yang ada di Jawa. Khusunya sosialis dan komunis, yang sudah membawa ide-ide kemerdekaan,” terang dia.

Sebab itu, jika membicara tentang proses kemerdekaan pada awalnya di Kota Balikpapan, adalah buruh minyak dan mereka juga yang berinisiasi untuk melakukan perang-perang revolusi kemerdekaan. Dan perang-perang ini juga berlajut sampai ke Sanga-Sanga.

Halaman:

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X