Pasien Positif Terus Bertambah, Rumah Sakit Mulai Kewalahan dan Kekurangan Tenaga Medis

- Rabu, 12 Agustus 2020 | 09:38 WIB
-
-

BALIKPAPAN - Meningkatnya kasus terkonfirmasi positif saat ini di Kota Balikpapan, membuat pemerintah harus mencari cara agar seluruh pasien dapat dirawat langsung oleh para tenaga medis. Namun, yang menjadi kendala adalah kapasitas tempat perawatan memadai atau tidak.

Salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Balikpapan, Rumah Sakit Kanudjoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan hampir penuh. Dijelaskan oleh Direktur RSKD Balikpapan dr Eddi Iskandar bahwa tempat yang telah digunakan untuk penanganan covid sudah mencapai 95 persen.

"Hari ini yang tercatat, pasien yang dirawat yaitu 72 orang. Dengan kapasitas isolasi kita 80 bed. Jadi sudah 95 persen lah. Itu juga ICU kapasitasnya delapan bed, teriisi semua itu. Nah ini berarti kapasitas untuk rawat di RSKD, sudah full," kata Eddi, saat ditemui di ruang Pertemuan Kantor Pemerintah Kota Balikpapan sore tadi, Selasa (11/8).

Dengan terus adanya penambahan kasus, Eddi telah berencana akan menambah kapasitas bed. Sebanyak 70 bed yang telah direncanakan ini untuk perawatan pasien covid.

"Jadi nanti kita tambah dua blok ruangan, karena perintah Sekretaris Daerah (Sekda) dan Gubernur, untuk meningkatkan pelayanan RSKD," ucapnya.

Menurutnya permintaan tersebut dapat dilakukan. Hanya saja yang menjadi kendala adalah adanya kekurangan tenaga perawat. 

"Tenaga perawat ini sudah kelelahan. Karena mereka normalnya tiga shift. tetapi kalau ini lima shift. Untuk tambahan dua blok, nampaknya kita harus menambah tenaga perawat," jelasnya.

Tambah Eddi, atas perintah Gubernur juga pihaknya akan menambah tenaga perawat sebanyak 50 orang. Tetapi dengan status perawat kontrak.

"Jadi tiga bulan, kita lanjutkan lagi tiga bulan. Mungkin enam bulan ini lah, kita siapkan tenaga perawat. Jadi ini tenaga baru," ujar dia.

Saat ini, pihaknya kini telah melakukan perekrutan tenaga medis untuk penambahan kapasitas tersebut. Dengan target enam bulan selama covid ini.

"Tetapi kita lihat, dievaluasi enam bulan. Kalau masih perlu, ya diperpanjang. Kita lihat enam bulan ini, estimasi lah," tuturnya.

Tak pelak, dengan tambahan kapasitas itu akan membawa dampak pada pelayanan umum. Dimana pelayanannya, akan dipadatkan di ruangan lainnya. 

"Terpaksa, kelas dua dan tiga kita campur. Sedangkan di kelas satu akan kita tambah satu bed semua di ruangannya," terang dia.

Eddi mengatakan, tindakan ini harus diambil sebagai bentuk antisipasi. Karena hingga saat ini, belum ada kabar dari Pemerintah untuk pembuatan rumah sakit darurat.

Halaman:

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X