BALIKPAPAN – Imbas pandemi, kegiatan belajar mengajar di sekolah terpaksa harus berhenti. Guru dan siswa harus berkomunikasi secara daring melalui bantuan berbagai platform. Walhasil menimbulkan pro dan kontra masyarakat hingga saat ini.
Walau sebagian besar mengerti demi kebaikan dan keamanan anak, kenyataannya banyak juga yang mengeluh karena merasa ribet dengan metode belajar daring. Ketua Komisi IV DPRD Balikpapan Muhammad Taqwa mengatakan, pihaknya akan terus memantau dan mengevaluasi pembelajaran daring.
Sejauh ini, menurutnya pembelajaran daring masih menjadi pilihan yang bisa dilakukan di tengah situasi pandemi. Bagaimana pun keselamatan siswa lebih penting. “Karena progres pandemi terus berjalan. Kita tidak tahu apa akan semakin membaik atau memburuk kondisinya,” tuturnya.
Sehingga mau tidak mau, maka kegiatan belajar dari rumah masih berjalan di Kota Minyak. Meski memang sebagian siswa ada yang bergantian datang ke sekolah. Namun itu pun tidak dalam jumlah banyak. Hanya sekitar lima orang di setiap kelas. Sisanya lebih banyak belajar jarak jauh.
“Jadi kebijakan yang ada terus kami evaluasi secara berkala. Kita berharap bersama pandemi cepat berlalu dan proses belajar mengajar kembali normal,” sebutnya. Taqwa memahami tentu ada kesulitan yang dirasakan orangtua dari kondisi tersebut. Selain mengorbankan biaya untuk kuota, kemudian waktu.
Namun ini pilihan yang perlu dilakukan sementara sembari menunggu keadaan akan membaik. Apabila kondisi dan status Balikpapan sudah aman. “Kalau sekarang kita setuju terapkan protokol kesehatan dan tidak perlu tatap muka dulu, cukup lewat daring hingga e-learning,” sebutnya.
Menurutnya hal ini perlu mendapat dukungan. Dia berharap orangtua murid dapat mengerti situasi pandemi yang memaksakan anak belajar jarak jauh. Konsekuensi memang membuat proses belajar menjadi lebih ribet. “Tapi jangan paksakan tatap muka daripada nanti berakibat fatal utuk semua,” tegasnya. (din/pro)