Peran Intelijen dan Binmas Jadi Ujung Tombak

- Rabu, 1 Juli 2020 | 02:38 WIB

TUJUH puluh empat tahun usia polri. Tentu penuh dinamika. Saat ini prinsip profesional, modern dan terpercaya (promoter) menjadi prinsip Korps Bhayangkara. Polri terus berusaha untuk meningkatkan kinerjanya di tengah situasi global dan nasional yang dinamis dan penuh tantangan. 

Februari 2020 Lembaga Survei Alvara Research Center menyampaikan data keterpuasan publik terhadap lembaga/institusi negara di 100 hari kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo – Ma’ruf Amin. Polri berada di posisi ke 2 kepercayaan publik, tepat dibawah TNI yang berada di peringkat pertama. Peringkat selanjutnya berturut-turut adalah Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Pemberantasan Korupsi.

Hasil survei Alvara tersebut menunjukkan bahwa Polri mendapat kepercayaan yang baik dari  masyarakat dengan tingkat kepuasan 72,7 persen. Angka ini tentu tidak hanya dibaca sebagai prestasi, tetapi justru sebuah tantangan mengingat masih ada 27,3 persen kinerja yang bisa dicapai lebih baik lagi.

Polri tentu tidak bisa berpuas diri, berbagai catatan yang menuntut Polri untuk terus berbenah dan mencapai hasil yang terbaik harus dicermati. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) awal 2020 membeberkan catatan negatif yang harus dicermati oleh Polri. 

Berdasarkan catatan YLBHI, selama 2019 tercatat telah terjadi sebanyak 53 kasus pelanggaran kemerdekaan berekspresi dan 32 kasus pelanggaran kemerdekaan berkumpul dan dua kasus pelanggaran kemerdekaan berserikat. 

Modus pelanggaran tersebut di antaranya kriminalisasi, penghalangan kegiatan, razia, dan pembubaran paksa kegiatan. YLBHI menyebutkan bahwa modus kriminalisasi itu dilakukan mulai dari penangkapan sewenang-wenang, pemeriksaan, sampai dengan menjadikan tersangka atau terdakwa.

Merujuk dari data YLBHI tersebut maka, Polri perlu memperbaiki pelayanan terhadap masyarakat terutama terkait dengan kegiatan unjuk rasa. Meskipun berbagai langkah-langkah humanis dan persuasif terus dilakukan, namun catatan dari YLBHI tersebut sebaiknya tetap dicermati sebagai bahan perbaikan.

“Tantangan ke dapan bagi Polri sangat berat,” terang Stanislaus Riyanto, pengamat intelijen dan keamanan.Stanislaus yang juga trainer dan pengajar untuk bidang intelijen, dan kerap menjadi nara sumber di media massa atau forum ilmiah terkait isu-isu keamanan, intelijen dan terorisme ini menyebut, pola kejahatan semakin asimetris dan trans nasional menuntut Polri untuk lebih mengembangankan pengetahuan dan ketrampilannya terutama terhadap penguasaan teknologi. 

Saat ini berbagai kelompok trans nasional menggunakan teknologi sebagai salah satu alat untuk melakukan kejahatan. Tanpa penguasaan teknologi yang baik maka Polri akan kesulitan dalam mencegah, menangani dan mengungkap kejahatan berbasis teknologi.

Di sisi lain, peran intelijen bagi Polri perlu ditingkatkan lagi. “Pencegahan harus dimaksimalkan daripada penanganan gangguan keamanan,” sebut alumni FMIPA Universitas Sanata Dharma Yogyakarta serta Studi Magister di Kajian Stratejik Intelijen Universitas Indonesia itu.

Meskipun nampak menjadi bagian yang kurang populer dibandingan fungsi lainnya, intelijen keamanan harus terus dikembangkan dan dimaksimalkan perannya. Jika deteksi dini dan cegah dini gangguan keamanan bisa dilakukan, beban polri dalam menjaga keamanan di negara ini akan lebih ringan. 

Hal inilah yang menjadi dasar bahwa intelijen merupakan garda terdepan bagi polri yang bertugas menjaga keamanan negara Indonesia. Peran pembinaan masyarakat (Binmas) dengan ujung tombak Babinkamtibmas (Bintara Pembina Keamaman dan Ketertiban Masyarakat) harus lebih dikuatkan. 

Menurutnya Babinkamtibmas adalah ujung tombak Polri di masyarakat. Masyarakat akan menilai Polri dari citra Babinkamtibmas yang ada di lingkungannya. Perannya, di antaranya sebagai pengumpul bahan keterangan intelijen. 

Dia menguraikan, keberadaan Babinkamtibmas di tengah masyarakat tentu mampu menyerap banyak hal termasuk fakta-fakta yang bisa menjadi bahan keterangan bagi informasi yang mempunyai nilai intelijen. Pembekalan kemampuan intelijen bagi Babinkamtibmas adalah langkah strategis bagi Polri untuk dapat melakukan deteksi dini dan cegah dini gangguan keamanan. 

Halaman:

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB

Tiga Seksi Jalan Tol IKN Siap Beroperasi Juli 2024

Selasa, 23 Januari 2024 | 13:19 WIB
X