Di tengah Pandemi Covid-19, Ada Pengrajin Masker di Balik Tembok Jeruji Besi

- Minggu, 19 April 2020 | 00:50 WIB
-
-

BALIKPAPAN - Di balik tembok tinggi dengan pengawasan ketat, dan bahkan tak dapat terlihat oleh siapapun. Siapa sangka bahwa orang-orang yang berstatus 'narapidana' yang berada di Lapas Klas IIA Balikpapan ini sedang membuat masker.

Ada rasa peduli yang mereka tunjukkan kepada masyarakat Kota Balikpapan yang sedang berada diluar menghadapi wabah corona. Dan dari rasa peduli itulah akhirnya mereka meminta agar dapat diizinkan membuat masker tersebut.

Dimana, saat itu juga keadaan sedang dalam krisis masker. Yang mereka, warga binaan ini pikirkan terlebih dahulu adalah bagaimana keadaan para tenaga medis dan orang-orang yang berjuang mencari nafkah di luar sana jika tidak menggunakan masker. 

"Awalnya kita dengar kalau di luar masker sudah langka. Tapi banyak yang membutuhkan. Makanya muncul niat membuat masker untuk membantu ketersediaan stok masker diluar," kata Samsul (35) salah seorang Napi penjahit masker, Jumat (17/4) siang.

Rutinitas baru ini, diakui Samsul, sudah hampir sebulan dijalani bersama dengan beberapa rekannya. Dalam sehari, sedikitnya 100 masker yang behasil mereka buat.

"Sudah hampir sebulan. Sehari itu sekitar 100 yang kami buat," aku Samsul.

Untuk menghasilkan satu buah masker setidak dibutuhkan waktu hingga lima menit. Itu pun tergantung ketersediaan bahan. Kalau lengkap, produksinya pun cepat dilakukan.

"Tergantung bahan. Kalau lengkap, cepet juga selesainya. Hanya lima menit. Jadi kendalanya itu di bahan saja. Itu yang bikin lambat," ujar Napi kasus narkoba tersebut.

Meski sederhana, masker yang dibuat para Napi itu tidak asal-asalan. Bahkan dibuat hingga empat lapis sehingga tidak tembus air. 

"Empat lapis. Bahannya dari kain sponbon. Didalamnya ada juga tisu basah yang sebelumnya dikeringkan," ungkap Napi yang divonis pidana penjara enam tahun itu.

Terpisah kepala seksi kegiatan kerja Lapas Klas II A Balikpapan, Kristiarto menuturkan, hingga saat ini sudah ada sekitar 1043 masker yang berhasil dibuat oleh warga binaan. "Masker itu sebagian dibagikan ke warga binaan. Kemudian ada juga yang kita bagikan ke Puskesmas Sumberejo beberapa hari lalu," kata Kristiarto.

Selain itu, masih kata Kristiarto, ada juga warga maupun sejumlah perusahaan yang memesan dalam jumlah banyak. Satu buah masker dihargai Rp 5 ribu. 

"Ada yang pesan. Mereka beli Rp 5 ribu per masker. Hasil jualan kita belikan bahan, dan ada juga kami sisihkan penghasilanya untuk warga binaan yang membuat masker ini," ucapnya.

Kristiarto menambahkam, masker yang dibuat warga binaan tersebut sebelumnya sudah dicek kelayakannya. Sehingga layak untuk dipakai.

Halaman:

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X