BALIKPAPAN – Presiden Joko Widodo telah mengumumkan empat nama yang berpotensi menjadi kepala badan otorita ibu kota negara (IKN). Di antaranya Basuki Tjahaja Purnama, Bambang Brodjonegoro, Abdullah Azwar Anas, dan Tumiyana. Namun dari keempat nama itu, tidak ada sosok yang benar-benar mewakili Kaltim.
Wakil Ketua DPRD Balikpapan Sabaruddin Panrecale berpendapat, seharusnya ada sosok nama putera daerah Bumi Etam yang menjadi pertimbangan sebagai kepala badan otorita IKN nanti. Dia mengatakan, jika ingin membangun sebuah daerah sebaiknya memilih orang yang mengerti karakteristik wilayah setempat.
“Seharusnya pemerintah pusat tidak mengabaikan aspirasi dari Kaltim, idealnya bisa munculkan sosok yang mewakili Kaltim,” tuturnya. Apalagi pembangunan IKN juga harus sangat menjadi perhatian, visi misinya mewujudkan sebuah daerah dengan konsep forest city.
Menurutnya pengawalan konsep pembangunan ini bisa dilakukan oleh putera daerah Kaltim. “Jangan sampai orang-orang nanti yang masuk tidak mengerti karakteristik itu, main babat semua hutan. Padahal warga kaltim setengah mati konsisten menjaga hutan,” bebernya.
Dia beranggapan paling ideal tetap ada satu kandidat asal Kaltim yang harus dipertimbangkan presiden. Itu pun bisa siapa saja, baik gubernur atau mantan gubernur maupun tokoh masyarakat di Kaltim. Sabaruddin menyebutkan, bukan berarti keempat sosok yang ada tidak baik. Justru mereka putera terbaik Indonesia.
“Namun tetap yang lebih idealnya orang Kaltim, mereka mengetahui persis karakter wilayah dan sosial ekonomi di sini,” sebutnya. Belum lagi, Balikpapan dan Samarinda juga harus dipertimbangkan sebagai kota penyangga. Maka tugas kepala otorita IKN nanti harus mempertimbangkan itu. Artinya bisa dilakukan jika dia memahami wilayah di Kaltim.
Meski begitu, apa pun nanti keputusan presiden, dia pun sebagai warga Kaltim akan ikuti saja. Tetapi perlu diingat bisa melibatkan 70 persen staf ahli atau staf khusus di IKN dominasi orang Kaltim. “Itu yang kita harapkan agar bisa konsisten dan mengerti karakteristik daerah ini,” imbuhnya. (din/pro)
