Anak Libur Sekolah, Guru Juga Libur

- Jumat, 3 April 2020 | 14:39 WIB

BALIKPAPAN-Bagi pelajar, saat liburan identik dengan pekerjaan rumah (PR) yang menumpuk. Termasuk saat wabah virus Corona (Covid-19) melanda Indonesia. Dimana pemerintah menerapkan Home Learning (HL) atau belajar di rumah.

Kondisi ini, banyak pelajar merasa terbebani hingga memberikan snowball effect bagi siswa di saat pencegahan penyebaran Covid-19 berlangsung.

Yayasan Tunas Cahaya Bangsa (YTCB), melalui Quality Research and Development (QRD) memantau langsung pelaksanaan pelatihan HL di Harapan Bangsa Integrated Christian School (HBICS) Balikpapan.

Trainer sekaligus Manajer Inovasi Pembelajaran di Departemen Penelitian & Pengembangan (QRD) Yayasan Tunas Cahaya Bangsa, Iswahyudhi Rahman, memandang perlu disusunnya proses pembelajaran yang tepat dan efektif seperti halnya tatap muka di sekolah.

“Hanya saja kelasnya kini dipindahkan di rumah. Seluruh siswa HHK & HBICS harus hadir di jam-jam yang sudah ditentukan untuk membaca dan menindaklanjuti pengumuman. Serta tugas pembelajaran dari guru dan mengumpulkannya sesuai tenggat waktu,” jelasnya.

Sementara iu menurut Kepala Sekolah KB/TK Happy Holy Kid, Dina Adesthy Njoo, saat dilakukannya Home Learning, antusiasme orangtua siswa terlihat dalam kegiatan belajar-mengajar daring yang dilaksanakan.

Seperti misalnya orangtua membacakan buku renungan rohani harian kepada anak. Kemudian kesimpulan yang didapatkan anak disampaikan kepada guru melalui tulisan atau penjelasan berbentuk video.

Hal ini juga serupa dengan SDK Harapan Bangsa. Kepala SDK Harapan Bangsa, Alexandra Melissa Petrusz, menyampaikan bahwa kolaborasi antara orangtua dan anak hadir. Saat melihat video dan cerita dalam bentuk suara yang dikumpulkan secara langsung oleh siswa kepada gurunya lewat aplikasi yang digunakan.

Guru SMPK-SMAK Harapan Bangsa juga menyiapkan penjelasan pelajaran berbasis suara, papan tulis online, hingga instruksi latihan dalam bentuk video yang bisa disaksikan oleh seluruh siswa.

Melalui keterangan Kepala SMPK & SMAK Harapan Bangsa, Ruth Murwani D pembelajaran daring telah diberlakukan sejak setahun lalu. Dengan pendekatan Blended Learning/Flipped Classroom. Sehingga saat kebijakan Home Learning dikeluarkan, seluruh Guru SMPK dan SMAK Harapan Bangsa hanya perlu menghadirkan proses pembelajaran online yang lebih kreatif.

Seperti halnya tatap muka langsung berbasis kode ceramah atau kuliah, tugas berbasis proses (project-based learning) dengan melibatkan beberapa platform/aplikasi pembelajaran yang terintegrasi dalam satu sistem manajemen pembelajaran. Papan tulis yang bisa diakses bersama-sama, serta presentasi respon berbasis video yang di balas dengan video juga.

Yayasan Tunas Cahaya Bangsa juga mengeluarkan kebijakan dengan memberikan formulir digital untuk pemantauan kegiatan siswa dan orang tua selama tidak bersekolah. Seperti rencana keluar kota atau luar negeri, kegiatan ke tempat umum, kegiatan keseharian selama di rumah, dan data lainnya yang terkait.

Orang tua dapat mengisi formulir tersebut melalui smartphone mereka setiap hari sehingga kondisi seluruh siswa-siswi selalu dalam pantauan sekolah. Formulir ini merupakan langkah proaktif dan preventif sekolah terhadap berkembangnya Covid-19 di kalangan siswa, warga sekolah, untuk seluruh warga Indonesia.

HBICS selalu berusaha memberikan pendidikan terbaik untuk seluruh siswa agar tetap dapat menikmati proses belajar di manapun mereka berada. Pihaknya juga menyediakan nomor hotline untuk seluruh informasi kegiatan belajar mengajar siswa mulai dari KB/TK HHK hingga SMAK Harapan Bangsa.

Halaman:

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X