SANGATTA - Viu Shorts memilih Kutai Timur (Kutim) sebagai daerah yang menjadi lokasi pembuatan film pendek. Apalagi pelajar tingkat SMA di Kutim dinilai memiliki potensi besar untuk berkontribusi di bidang tersebut. Ya, ada 15 siswa asal Kutim yang langsung berkontribusi dalam pembuatan flem itu.
Mulai menjadi aktor, ada pula yang menjadi produser hingga tim teknis lainnya dalam pembuatan film. Cerita yang di angkat pun masih berkaitan dengan mitoa yang terjadi di Kutim. Yakni, sanak kembar, di mana terdapat persaudaraan antara manusia dan buaya sesuai mitos di Kutim.
Hla ini pun mendapat dukungan dari Kepala Dinas Pendidikan Kutim, Roma Malau sangat mengapresiasi adanya potensi anak lokal. Hal ini juga kata dia mampu mengeliminir kegiatan negatif di kalangan anak muda.
"Saya sangat bangga pada pelajar yang memiliki kreatifitas memajukan daerah seperti ini. Segala aspek harus didukung, biarkan mereka memilih," tutur Roma.
Tidak tanggung-tanggung, ia berencana akan menjadikan bidang film menjadi muatan lokal (mulok) agar dapat ditekuni. “Sudah seharusnya anak diberi kebebasan untuk berkreativitas,” katanya.
Menurutnya, anak tidak bisa dikekang dan harus mendapat nilai bagus di semua mata pelajaran. Dengan kreativitas, harusnya dapat menutupi kekurangan anak di mata pelajaran tertentu. “Makanya harus didukung. Setiap anak punya potensi. Tidak semuanya menguasai mata pelajaran matematika,” terang dia.
Bahkan, Roma berencana ingin membuat film yang mengangkat perjuangan guru di pedalaman Kutim yang berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Banyak guru di pedalaman yang kesulitan, entah letak geografisnya hingga perjuangannya untuk mengajar, dunia harus tau hal ini," tegasnya. (dq/pro)