Srihadi dan Kisah Sungai Emas Papua hingga Banjir Jakarta

- Kamis, 12 Maret 2020 | 19:40 WIB
Maestro lukis Srihadi Soerdarsono (kedua kiri) menyerahkan litografi kepada Menteri BUMN RI, Erick Thohir (kedua kanan) didampingi oleh Chairman Coordinator Pameran, Purwaty Lee Couhault (kiri) dan President Director Sugar Group Companies, Gunawan Jusuf (kanan) saat pembukaan Pameran Tunggal “SRIHADI SOEDARSONO–– Man x Universe” pada Rabu 11 Maret 2020 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.
Maestro lukis Srihadi Soerdarsono (kedua kiri) menyerahkan litografi kepada Menteri BUMN RI, Erick Thohir (kedua kanan) didampingi oleh Chairman Coordinator Pameran, Purwaty Lee Couhault (kiri) dan President Director Sugar Group Companies, Gunawan Jusuf (kanan) saat pembukaan Pameran Tunggal “SRIHADI SOEDARSONO–– Man x Universe” pada Rabu 11 Maret 2020 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.

JAKARTA- Pameran Tunggal dan Peluncuran Buku “SRIHADI SOEDARSONO–– Man x Universe” di Galeri Nasional Indonesia akan berlangsung dari 11 Maret – 9 April 2020. Pembukaan Pameran “SRIHADI SOEDARSONO–– Man x Universe” diagendakan dibuka Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pada Rabu, 11 Maret 2020 di Galeri Nasional Indonesia.

Pameran tunggal ini menampilkan 44 lukisan-lukisan bentang alam (landscape) karya maestro lukis Prof. Kanjeng Pangeran Srihadi Soerdarsono Adhikoesoemo, M.A. yang diproduksi dalam rentang tahun 2016–2020.

Kurator pameran ini Dr. A. Rikrik Kusmara, M.Sn., mengelompokkan karya Srihadi dalam empat rumpun besar, yakni Social Critics (Papua Series, Bandung Series, dan Field of Salt), Dynamic (Jatiluwih Series dan Energy of Waves), Human & Nature (Mountain Series, Tanah Lot Series, Gunung Kawi Series), Contemplation (Horizon Series dan Borobudur Series)

Karya-karya yang dipamerkan antara lain Horizon – The Golden Harvest (2018), Borobudur Drawing (1948), Borobudur – The Energy of Nature (2017), Mt. Bromo – The Mystical Earth (2017), Papua – The Energy of Golden River (2017), The Mystical Borobudur (2019), dan Jakarta Megapolitan – Patung Pembebasan Banjir (2020).

Seri lukisan landscape merupakan salah satu pendekatan yang sangat dikenal menjadi ciri khas karya-karya Srihadi. Lukisan landscape dalam konteks pameran ini adalah lukisan yang memiliki struktur bentang alam, daratan (bumi), langit, dan unsur-unsur di antaranya.

“SRIHADI SOEDARSONO–– Man x Universe” menginterpretasikan keindahan landscape Indonesia sebagai semangat spiritual atas rasa kemerdekaan dan kebanggaan berbangsa.

Sebab landscape dalam perspektif Srihadi adalah tema yang lebih dalam dari sekadar lukisan pemandangan yang menghipnotis orang asing untuk datang berkunjung.

Rikrik Kusmara menyebut pameran “SRIHADI SOEDARSONO–– Man x Universe” adalah pendekatan baru Srihadi dalam mengekspresikan landscape, sebab menampilkan metafora dan simbol yang cukup kompleks.

Proses artistik tersebut tak lepas dari kondisi sosial politik Indonesia yang tensinya naik sepanjang 2016–2019, tahun-tahun Srihadi menghasilkan karya untuk pameran ini.

Srihadi melukis landscape layaknya mencatat kejadian-kejadian, merekam perubahan-perubahan sampai hari ini. Seperti tertuang dalam Horizon – The Golden Harvest (2018, 200 x 400 cm) yang memampangkan pemandangan panen padi era 1970-an. Penduduk desa bergotong royong, bergantian memanen padi. Sawah luas itu berbatas bukit landai di cakrawala. 

Di sisi lain, Horizon – The Golden Harvest (2018) mengingatkan kita betapa kalimat “hamparan sawah sejauh mata memandang” adalah pemandangan mustahil hari ini. Tak ada lagi “sejauh mata memandang”, sebab baru saja sependek 20 meter, pandangan langsung terantuk dinding perumahan, atau pagar tinggi villa mewah, atau malah sawahnya sudah masuk dalam properti restoran yang menjual pemandangan sawah.

“Waktu saya kecil diajak kakek berkeliling melihat pemandangan, melihat sawah yang luas. Sekarang, sawah di belakang rumah sudah jadi rumah-rumah. Fenomena ini menjadi paradoks bagi negeri lumbung padi dan tambak garam tapi kekurangan padi dan garam sehingga harus impor,” ujar Srihadi.

Lukisan Papua juga menjadi seri penting dalam pameran ini, yang diwakili Papua – The Golden River Belong to Its People (2017) dan Papua – The Energy of Golden River (2017). Dua lukisan itu adalah tangkapan ingatan Srihadi atas Papua tahun 1975.

Tentu sangat berbeda jika dibandingkan dengan kondisi Papua saat ini, ketika tambang meluas, jalan aspal sambung bersambung, dan luas hutan menyusut.

Halaman:

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X