GAPKI Kaltim- Kaltara Gelar Sosialisasi dan Klinik ISPO

- Kamis, 20 Februari 2020 | 15:33 WIB
ASAH KEMAMPUAN: Peserta Sosialisasi dan Klinik ISPO (Indonesiaan Sustainable Palm Oil) garapan GAPKI Kaltim-Kaltara dan Pusat yang di gelar Hotel Gran Senyiur.
ASAH KEMAMPUAN: Peserta Sosialisasi dan Klinik ISPO (Indonesiaan Sustainable Palm Oil) garapan GAPKI Kaltim-Kaltara dan Pusat yang di gelar Hotel Gran Senyiur.

BALIKPAPAN- Mewujudkan industri kelapa sawit di Indonesia yang berkelanjutan akuntabel dan kredibel serta punya tata kelola yang baik, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kaltim & Kaltara selama dua hari, Rabu (19/2) kemarin hingga Kamis (20/2) hari ini menggelar Sosialisasi dan Klinik ISPO (Indonesiaan Sustainable Palm Oil) di Hotel Gran Senyiur.

Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Ir Ujang Rachmad didaulat membuka kegiatan. Ia mewakili Gubernur Kaltim. Dihadiri Ketua GAPKI Kaltim, Muhammadsjah Djafar, GAPKI Pusat Ir Ismu Zulfikar.

Sosialisasi sendiri menghadirkan pemateri yang berkompeten, ada Kepala Sekretariat Komisi ISPO Ir Aziz Hidayat, Wakil Kepala Sekretariat Komisi ISPO Ir Heri Moerdiono, Sekretariat Komis ISPO Ir Suhardiyanto.

“Apresiasi yang sangat luar biasa untuk kolaborasi acara yang digagas GAPKI Pusat, Kaltim dan Kaltara yang menyelenggarakan kegiatan ini. Dan ini sangat penting dan patut dikembangkan secara langsung dengan tata kelola yang baik melalui ISPO,” kata Ujang dalam sambutannya dihadapan 62 peserta sosialisasi dan klinik. 

Dikatakan Ujang, bahwa tujuan, arah dan strategi yang diterapkan GAPKI Kaltim dan Kaltara untuk usaha perkebunan dan kelapa sawit sangat sejalan apa yang dicita-citakan Dinas Perkebunan Kaltim.

“Dalam sektor perkebunan minimal ada 7 peran yang harus dijalankan. Salah satunya bagaimana memperbaiki kualitas lingkungan hidup dan tentunya perlindungannya bernilai konservasi tinggi dalam aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Yang semua pada intinya  mengembangkan ekonomi wilayah berbasis kerakyatan,” ungkapnya.

Dirinya berharap semua perusahaan perkebunan di Kaltim harus mendapatkan sertifikat ISPO dalam konteks bahwa Klinik ISPO  bisa  dijadikan salah satu tols untuk bisa diukur dan diliat kinerja perusahaan.

“Upaya provinsi Kaltim untuk mendukung dan mencapai target perusahaan bersertifikat ISPO di Kaltim dengan terus berupaya melakukan perbaikan, penataan dan penertiban perizinan dimana didalamnya kita ingin memastikan bahwa perusahaan tidak menemui hambatan pada saat dilakukan audit dari aspek perizinan dan regulasi,” katanya. 

Juga mendorong pekebun, masyarakat, swadaya atau plasma  untuk juga mendapatkan sertifikat ISPO, tentu dengan skema fasilitasi dan kolaborasi dengan perusahaan besar dan  swasta.

GAPKI Pusat, Aziz Hidayat menyatakan bahwa program ini adalah kolaborasi GAPKI Pusat, Kaltim dan Kaltara untuk membantu para anggota untuk bisa menata kelola dengan baik dalam memajukan perusahaan kelapa sawit yang berkelanjutan.

“Kegiatan klinik ISPO ini sudah yang ke 10 cabang terselenggara. Didalamnya melatih 360 perusahaan dengan total 600 karyawan yang sudah terlibat,” jelasnya.  

Dan saat ini tercatat ISPO di GAPKI ada 405 anggota sudah memiliki sertifikat, 65 persen dari anggota ISPO nasional. Dan GAPKI menargetkan diakhir 2020 seluruh anggota yang berjumlah 682 anggota harus bersertifikasi. 

Sementara Ketua GAPKI Kaltim, Muhammadsjah Djafar mengatakan secara keseluruhan ISPO ini bukan pilihan tapi kewajiban agar supaya percepatan proses perolehan sertifikasi.

“Diperlukan kolaborasi semua pihak untuk meningkatkan proses sertifikasi. Dan inilahbukti keseriusan GAPKI untuk memfasilitasi anggota untuk memperoleh sertifikasi,” ungkapnya. 

Halaman:

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X