BALIKPAPAN - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) serius mencegah masuk dan menyebarnya Novel Coronavirus (2019-nCoV) atau virus corona ke Indonesia.
Sekitar 100 rumah sakit rujukan yang telah dilengkapi dengan ruang isolasi dan ruang karantina juga telah siap, sebagai bentuk antisipasi.
Kepala seksi karantina pelabuhan dan bandara Kemenkes Gunawan Nugroho menyebutkan, pihaknya sudah dalam kondisi siaga secara nasional.
Ia menuturkan, kesiapan tersebut juga karena beberapa waktu lalu Indonesia sudah pernah berhadapan dengan kasus yang serupa.
"Kita sebelumnya sudah lebih siap. Kita punya dokumen kontingensi, yaitu bagaimana menanggapi dalam keadaan kegawat daruratan di masyarakat," terangnya.
Maksudnya, tim yang berada di bawah Kemenkes di wilayah dan yang berada di akses pintu masuk pelabuhan-bandara, telah dikerahkan.
"Jadi kita sudah prefen. Jadi sudah ada beberapa edaran untuk meningkatkan kewaspadaan. Karena sebetulnya pengawasan tersebut sudah rutin, hanya saja karena ada kasus ini lebih di tingkatkan lagi," ujar Gunawan.
Ia juga menegaskan kembali terkait beredarnya isu orang yang suspect virus corona di beberapa daerah, itu tidaklah benar.
Semua dugaan tersebut telah dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium. Pihak Kemenkes juga akan selalu terbuka jika memang benar ada kejadian pasien suspect.
"Jadi kalau ada panas atau demam kita liat. Suhu panas infeksius itu 38° C keatas. Tapi liat juga riwayat perjalanannya. Jika tidak dari situ (Cina), hana panas biasa," ucapnya.
Gunawan mengatakan, untuk transportasi air atau kapal yang masuk, tidak perlu dikhawatirkan. Terlebih jika hanya kapal barang.
Karena, ia yakin bahwa virus tidak akan sampai ke Indonesia disebabkan masa inkubasi virus hanya 1-14 hari. Sedangkan perjalanan kapal itu cukup lama.
"Diimbau kepada masyarakat tidak perlu panik. Jangan lupa selalu cuci tangan dan menggunakan masker yang sudah ditetapkan," kata dia.
Terkait polemik tentang keefektifan masker N95 atau masker operasi yang beredar di masyarakat, Gunawan menyatakan tidak ambil pusing.
