BALIKPAPAN- Sebelas tersangka kasus peredaran narkoba di sebuah loket di wilayah Gunung Bugis, Balikpapan Barat, berhasil diamankan Subdit III Ditresnarkoba Polda Kaltim, Kamis (26/12). Dari sebelas pelaku, salah satu di antaranya merupakan seorang nenek berusia 50 tahun bernama Tiha. Dalam bisnis haram ini, ia bertugas sebagai koordinator lapangan. Tugasnya menjadi pemantau setiap kendaraan yang melintas di kawasan Gunung Bugis.
Di hadapan polisi, Tiha berkilah tak tahu apa-apa. Padahal ia mengaku sudah 25 tahun melakoni pekerjaan ini. Dirinya diminta seorang pria untuk memantau keadaan di lingkungan tersebut. "Saya tidak tahu soal jualan-jualan begitu. Saya cuma dikasih tahu, kalau ada mobil lewat bilang doyok. Artinya ada polisi. Kalau sudah tidak ada polisi, tinggal teriak bilang asman," ujar Tiha, kepada PROKAL.co (media online Kaltim Post Group)
Ia mengungkapkan bahwa ada pria bernama Rian, yang menyuruh untuk melakukan pekerjaan sebagai pemberi kode tersebut. Dalam sehari, ia diberi upah sebesar Rp 100 ribu sehari.
"Saya ditawari teriak kalau ada mobil bilang "doyok". Sudah saya tanya, "aman aja kah itu?", dia bilang "aman aja". Katanya kan saya tidak apa-apa. Makanya saya mau," kilahnya.
Dalam penuturannya, ia sudah melakukan kegiatan tersebut selama 25 tahun semenjak bercerai dengan mantan suaminya. Alasan melakukannya karena tuntutan ekonomi. Ia juga mengatakan bahwa dirinya juga masih memiliki anak yang masih bersekolah di tingkat Sekolah Menengah Pertama.
"Saya cuma penjual ikan saja. Tapi karena ditawarin ya saya tidak menolak. Untuk tambah-tambah biaya," sebutnya. Kini dirinya harus berada di balik jerusi besi dikarenakan ikut terlibat dalam pekerjaan peredaran narkoba. (rin/pro/one)
