Wajib Junjung Kearifan Lokal, Desain IKN Harus Berornamen Tiga Suku di Kaltim

- Sabtu, 7 Desember 2019 | 13:52 WIB

Pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kaltim, khususnya ke wilayah Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kartanegara (Kukar) terus berproses. Rencananya rampung pada 2024. Sembari itu, sayembara desain IKN baru pun bergulir. Dibuka sejak 3 Oktober, hasil sayembara akan diumumkan pada 23 Desember.

JELANG proyeksi tersebut, Lembaga Adat Paser (LAP) turut memberikan respons. Diharapkan desain yang terpilih nanti mengusung kearifan lokal Suku Paser.

“Berdasarkan wilayah IKN, salah satunya di PPU, tentu harus mengutamakan motif dan simbol Paser. Mulai pembangunan rumah pemerintahan, gedung, dan termasuk jalan,” tegas Musa, ketua LAP.

Dia melanjutkan, keinginan tersebut merupakan kesepakatan para tokoh masyarakat adat Paser. Harapannya ornamen daerah tidak tergerus oleh ragam budaya modern yang dibawa nanti. “Saya yakin saudara kami, Dayak dan Kutai akan terima. Kalau bicara hati tentu semua sama,” imbuhnya.

Dipaparkan IKN haruslah bercita rasa Nusantara dalam bingkai Pancasila, semboyan Bhineka Tunggal Ika, dan tidak meninggalkan kearifan lokal.

“Desain IKN harusnya bisa merepresentasikan minimal ragam corak, budaya ornamen, dan tradisi dari tiga suku utama yang ada, yakni Paser, Kutai, dan Dayak sebagai representasi etis asli Kaltim, terutama di zona IKN. Pemerintah haruslah memberikan ruang kepada masyarakat demi menjalankan kearifan lokal yang menjadi sumber kehidupan dan mata pencarian,” pungkasnya.

Senada, Ketua Laskar Pertahanan Adat Paser (LPAP) Paidah Riansyah menyebut, dalam kebudayaan Kaltim, Paser memiliki pola identik dari sisi ornamen. “Cuma saat ini tidak terangkat, kalah dengan ornamen dari saudara kami Dayak Kenyah. Keinginan kami ornamen Paser untuk turut dilekatkan pada bangunan-bangunan penting pemerintah, termasuk istana negara nanti,” harapnya.

Kendati demikian, pihaknya mengaku tidak menutup diri atas keinginan tersebut. Apalagi IKN terbagi di dua wilayah administratif, PPU dan Kukar. “Sebagian juga mayoritas penduduknya Suku Dayak. Saya pribadi di antara ketiga suku ini ornamen-ornamennya harus diakomodir semua. Hanya, di antara ketiganya ada prioritas untuk adat Paser,” sebutnya.

Tema satwa endemik dalam desain IKN terdiri dari empat macam, yaitu Lembuswana, Pesut, Bekantan, dan Burung Enggang. “Kalau khas Suku Paser, biasanya lebih kepada ujung-ujung bangunan, namanya Mas Togok. Untuk satwa endemik Paser memiliki Timang, sejenis Macan Dahan atau Macan Tanah serta Rusa Sambar,” pungkasnya. 

Di sisi lain, Dewan Adat Dayak (DAD) Helena Lin Legi menerangkan, suku asli di PPU merupakan Paser, termasuk unsur budayanya. Itu sudah tertuang dalam peraturan daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2017 tentang perlindungan dan pelestarian adat Paser. “Jadi otomatis meskipun Kaltim mayoritas masyarakat lokalnya Dayak, tapi tidak bisa dimungkiri bahwa penduduk asli PPU bersuku Paser,” tegasnya.

Dia pun menilai keinginan LAP untuk IKN masa depan yang harus mengusung ornamen Paser sangat lumrah. Karena landasan hukumnya diklaim kuat. “Untuk desain IKN yang ada di dua kabupaten harus diakomodasi semua, termasuk pendukungnya ornamen Dayak. Jadi tiga-tiganya harus masuk,” pungkasnya. (asp/adv/pro35/one) 

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB
X