SAMARINDA - Musibah di Kota Tepian didominasi banjir dan orang tenggelam. Karena itu, Badan SAR Samarinda dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim memberikan pelatihan kepada 30 relawan.
Pelatihan tersebut lebih difokuskan pada water rescue atau pertolongan di permukaan air. Bukan hanya secara teori, tapi juga praktik. Kanit Siaga SAR Samarinda Dede Hariana menjelaskan, kegiatan tersebut untuk menambah kemampuan para relawan dalam memberikan pertolongan, khususnya di permukaan air.
"Karena di Samarinda ini rawan banjir dan orang tenggelam, kami memberikan pelatihan water rescue kepada relawan sesuai standar operasional. Selama ini relawan hanya membantu tanpa dibekali kemampuan yang cukup," terangnya.
Sebelum mengikuti pelatihan, peserta harus memasuki tahap seleksi. Keaktifan dalam melakukan pertolongan maupun evakuasi selama ini menjadi penilaian utama.
"Kami memilih yang memang aktif ikut turun ke lapangan selama ini. Ada 25 peserta dari berbagai unit relawan Kota Samarinda dan lima peserta dari BPBD Kaltim," tuturnya.
Terdapat beberapa materi yang diberikan kepada peserta. Di antaranya, cara pengoperasian rubber boat, pengenalan mesin perahu, cara mendayung, latihan renang untuk melakukan pertolongan korban, dan evakuasi korban. Baik korban masih hidup maupun kepada yang telah meninggal.
"Jadi, ada beberapa materi dan poin penting yang diberikan kepada peserta. Jadi, saat ada bencana, mereka sudah siap melakukan operasi di lapangan berbekal kemampuan yang dimiliki," tuturnya.
Terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiagaan BPBD Kaltim Ahmad Sabaraji mengatakan, pelatihan seperti ini merupakan kegiatan rutin. Namun, karena keterbatasan anggaran, kegiatan tidak menentu jadwalnya. "Dari kegiatan ini, kami berharap para relawan bisa lebih kompak dalam penanggulangan bencana di Samarinda," terangnya. (*/dad/kri/k16)
