PROKAL.CO, SAMARINDA - Kepala Dinas Pariwisata Samarinda, I Gusti Ayu Sulistiani mengakui kota Samarinda sebagai kota penyangga Ibu Kota Negara (IKN) belum memiliki landmark atau tempat strategis yang mencirikan suatu khas daerah.
"Kita belum punya landmark, jadi ini kita masih pinjam halaman depan Kantor Gubernur Kaltim kalau mengadakan Festival Mahakam," ujar Ayu, Senin (21/10/2019) pada acara silaturahmi Pemkot Samarinda dan media massa.
Ayu menambahkan dirinya berpikir Samarinda semestinya sudah punya landmark. Sehingga, setiap acara besar seperti Festival Mahakam tak perlu lagi meminjam tempat lain atau bingung mencari lokasi.
"Di Makassar, ada landmark di pantai Losari seluas 4 hektar. Dan, kita harus ada landmark dimana tempat semua orang bisa berekspresi. Kalau, Taman Samarendah dijadikan landmark terlalu kecil. Kita maunya yang wah," ujar Ayu.
Ayu menilai Pemkot Samarinda mempunyai potensi lahan dijadikan landmark. Lokasinya 8 hektar di Tepian Sungai Mahakam berada antara Masjid Darul Hikmah hingga Jembatan Mahakam.
"Tapi, katanya sudah ada perencanaan lokasi 8 hektar ini mau dibangun taman. Saya mau landmark Samarinda dibangun benar-benar. Kalau perlu pakai konsultan yang handal," jelas Ayu.
Selain memiliki potensi dibuat landmark, tepian sungai Mahakam juga dilirik pemerintah pusat untuk wisata menyusuri sungai. Beberapa waktu lalu, Kementerian Perhubungan melakukan survei wisata menyusuri sungai di 3 daerah dari seluruh Indonesia.
"Pertama, Wakotobi. Kedua, Danau Toba. Dan, ketiga adalah sungai Mahakam. Mereka melihat kelayakan wisata menyusuri sungai dan akan memberikan kapal representatif wisata untuk ditargetkan wisatawan mancanegara dengan tak melupakan budaya lokal," kata Ayu. (mym)
