BALIKPAPAN – Melewati musim kemarau, masalah krisis air bersih kembali mencuat di Kota Minyak. Tak sedikit warga di wilayah Balikpapan Barat harus bersabar tidak mendapat pasokan aliran air bersih di pemukiman tersebut.
Hal ini turut menjadi sorotan DPRD Balikpapan. Apalagi air adalah kebutuhan pokok bagi masyarakat.
Wakil Ketua DPRD Balikpapan Thohari Aziz menyebutkan, pihaknya akan mendorong PDAM agar terus memberikan progress yang positif dari tahun ke tahun.
Terutama dalam hal jumlah sambungan bertambah terus dan batas level air dalama kondisi baik. “PDAM ini perusahaan daerah di dalamnya ada penyertaan modal dari APBD yang merupakan uang rakyat. Jadi rakyat harus nikmati fasilitas air,” ujarnya.
Menurutnya defisit sumber air baku yang selama ini diserukan sesungguhnya bukan masalah besa. Thohari berpendapat PDAM seharusnya bisa kreatif untuk mencari solusi dari masalah tersebut. Apalagi PDAM mendapat gelontoran dana yang besar. DPRD Balikpapan akan mendorong kinerja PDAM dan meminta mereka lebih kreatif.
“Tahu ini daerah tadah hujan ya harus kreatif, kita percayakan kepada manajemen yang terpilih untuk bisa menjawab masalah itu. Jangan setiap tahun hanya bisa merasakan krisis air,” sebutnya. Dia mengatakan, sumber air baku banyak tak hanya Sungai Wain. Ada Sungai Telake di Penajam Paser Utara (PPU) dan sungai lainnya yang berada di dekat Balikpapan.
“Kita punya banyak sungai yang bisa jadi sumber. Air payau bisa diolah, jangan bicara mahal. Kalau memang bisa, toh dari APBD juga,” ucapnya. Thohari menambahkan, jika memang opsi yang paling potensial mengambil sumber air dari PPU, sebaiknya segera koordinasi dengan PPU.
Termasuk juga meminta bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mencari solusi bersama. “Air itu kan hak dasar rakyat dijamin dalam UUD 1945.Bumi, air, dan kekayaan alam terkandung di dalamnya untuk kemakmuran rakyat, jadi tinggal jalankan itu. Kami akan mendorong kesana,” pungkasnya. (din/adv/pro/one)
