TANTANGAN persaingan sumber daya manusia dengan teknologi sudah di depan mata. PGTC 2019 diharapkan membuka pandangan mahasiswa ITK dan yang lain.
Entrepreneur Christian Sugiono, yang diundang sebagai pembicara membagi pengalamannya kepada mahasiswa agar nantinya mereka mampu bersaing.
Christian mengatakan, ada dua pilihan berbisnis. Jika ingin menjadi kaya jadilah pedagang namun jika kalian ingin memecahkan sebuah persoalan jadilah seorang entrepreneur.
Christian sendiri mencontohkannya langsung dengan project yang ia kerjakan saat ini yaitu sebuah aplikasi berbasis online, bernama CUMI-Rental Marketplace.
"Namanya CUMI disingkat dari kalimat Cuma Minjam, karena tidak semua barang harus dibeli dan disimpan" ucapnya.
Ia memberikan beberapa contoh, ketika kalian ingin memasang ornamen di dinding dan butuh lubang di dindingnya, maka kalian butuh bor untuk melubangi dinding, disini yang ditekankan kalian hanya butuh lubangnya, bukan harus beli bornya?, kenapa tidak menyewa saja.
"Contoh lain dari pengalaman pribadi saya, saya belikan anak saya mainan 3 bulan sudah bosen dia, terus mainannya tidak terpakai dan memakan tempat, ya mending sewa saja" ungkapnya.
Ia menekankan bahwa masyarakat kini telah bergerak ke era dimana kebutuhan digital tak mungkin dihindari dan sebagai seorang entrepreneur harus mampu membuat sebuah gebrakan dimana idenya mampu menghasilkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan zaman.
“Dari contoh ini, kita bisa mengembangkan ide usaha dari permasalah yang ada. Berpikir diluar nalar bahkan diperbolehkan. Misal, alat berat menggundakan tenaga matahari, sah saja. Nah tinggal kita bagaimana mengembangkan masalah jadi solusi. Selain itu, untuk perkembang perlu investor, tidak bisa kita sendiri,” terangnya. (aji/adv/pro/one)
