Bisnis Peternakan Sapi di PPU Bakal Menggeliat, Satu Investor Mau Merapat

- Rabu, 18 September 2019 | 19:32 WIB
MATI SURI: Kawasan UPT Pembibitan dan Penggemukan Sapi Trunen memiliki fasilitas memadai, nun tidak dimaksimalkan. Tampak beberapa sapi perah sisa program 2004 lalu. (foto:fuad muhammad/prokal)
MATI SURI: Kawasan UPT Pembibitan dan Penggemukan Sapi Trunen memiliki fasilitas memadai, nun tidak dimaksimalkan. Tampak beberapa sapi perah sisa program 2004 lalu. (foto:fuad muhammad/prokal)

SEPAKU – Produksi daging sapi di Penajam Paser Utara tampaknya bakal segera meningkat. Pasalnya saat ini ada pihak swasta yang tertarik mengembangkan bisnis sapi di UPT Pembibitan dan Penggemukan Sapi Trunen, Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku.

“Baru-baru ini ada investor dari Jakarta yang menghadap ke saya. Dia bilang tertarik mengembangkan usaha penggemukan sapi di sana (UPT Pembibitan dan Penggemukan Sapi Trunen). Dia mengaku punya basic peternak.

Dan sudah menjalankan usaha ini di Nusa Tenggara Timur. Makanya saya langsung meminta dia meninjau dulu ke lokasi langsung,” ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim Dadang Sudarya, Rabu (18/9).

Namun Dadang masih enggan menyebut siapa calon investor tersebut. Yang pasti, pihaknya membuka pintu lebar-lebar bagi pihak swasta yang ingin mengembangkan peternakan sapi di Bumi Etam.

Sebab hingga sekarang pasokan sapi lokal untuk memenuhi kebutuhan masih sangat minim. Saat ini produksi peternakan sapi di Kaltim hanya sebesar 100.000 ekor per tahun. Jumlah tersebut hanya mampu memenuhi 27,3 persen kebutuhan.

Alhasil sisa kebutuhannya masih harus didatangkan dari luar Kaltim. “Semoga saja investor tersebut bukan hanya tertarik tapi benar-benar mewujudkan keinginannya. Supaya produksi lokal bertambah. Tapi untuk tindak lanjutnya saya serahkan langsung ke Dinas Pertanian Penajam Paser Utara. Terkait kerja samanya,” imbuhnya. 

Hadirnya investor tentu menjadi angin segar bagi Kaltim. Mengingat Pemprov sedang mempersiapkan penambahan produksi hingga 50 persen atau menjadi 150.000 ekor per tahun sebagai antisipasi pemindahan ibu kota negara ke Kaltim.

Sebelumnya mereka juga berusaha menggaet perusahaan pertambangan batu bara untuk mau mengembangkan sapi di lahan eks tambang. Seperti di Jonggon, Kutai Kartanegara. Juga menggabungkan perkebunan kelapa sawit dengan peternakan sapi.

Berdasar pantauan wartawan Prokal.co (media online Kaltim Post Group) di UPT Pembibitan dan Penggemukan Sapi Trunen, saat ini beberapa bangunan di kawasan tersebut tampak tidak terawat.

Rumput liar mulai merambat ke tandon-tandon tempat penampungan air minum sapi. Bahkan beberapa bangunan juga mulai rusak, seperti musala. Plafon musala dari plywood berjatuhan. 

Rabu pagi, ada tiga pekerja yang sedang mencari rumput. Sementara di kandang ada tiga jenis sapi yang tersisa. Namun yang ada hanya satu ekor sapi brahma, satu ekor sapi bali, dan 8 ekor sapi perah.

“Yang di dalam kandang ini (brahma dan bali) sedang dapat perawatan karena lagi sakit. Yang lainnya ada sekitar 20-an ekor sedang kami lepas untuk mencari makan di alam bebas. Nanti siang mereka kembali ke kandang. Tapi kalau yang sapi perah memang ini yang tersisa,” ujar salah satu pekerja, Agus Sugiman.

Dia mengatakan, aktivitas di UPT Pembibitan dan Penggemukan Sapi Trunen memang sudah berbeda jika dibandingkan kejayaannya pada 2004-2005 lalu.

Di mana ada sekitar 96 pekerja yang mengurusi ribuan sapi. Saat ini pekerja tinggal sedikit, juga sapinya. “Sapi ini sisa-sisa yang dulu. Ada beberapa yang mati karena sudah tua. Ada juga bantuan dari provinsi,” bebernya.

Halaman:

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB

Tiga Seksi Jalan Tol IKN Siap Beroperasi Juli 2024

Selasa, 23 Januari 2024 | 13:19 WIB
X