52 Ilmuwan Diaspora Siap Bantu Pemerintah Dongkrak SDM di Indonesia

- Minggu, 18 Agustus 2019 | 20:57 WIB
Dirjen SDID Kemristekdikti, Ali Ghufron Mukti (dua dari kiri) saat memberikan paparan dalam koneferensi pers di Hotel Sultan, Jumat (16/8). (FOTO : NICHA RATNASARI/ KP)
Dirjen SDID Kemristekdikti, Ali Ghufron Mukti (dua dari kiri) saat memberikan paparan dalam koneferensi pers di Hotel Sultan, Jumat (16/8). (FOTO : NICHA RATNASARI/ KP)

 

 

JAKARTA--Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) kembali menggelar memastikan sebanyak 52 ilmuwan diaspora akan hadir dalam Simposium Cendekia Kelas Dunia (SCKD) di Jakarta pada 18-25 Agustus 2019. Ilmuwan diaspora yang hadir dalam acara ini merupakan diaspora yang memiliki kompetensi dan skill mumpuni yang diharapkan mampu memberikan sumbangsih pada negara, terutama dalam akselerasi dan transfer keilmuan, serta kemajuan riset bagi peningkatan daya saing bangsa.

 

Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti (SDID) Kemristekdikti, Ali Ghufron Mukti mengungkapkan bahwa program yang sudah digelar sejak 2016 lalu telah menghasilkan banyak riset dan proposal baru. Namun, kata Ghufron, keunikan SCKD kali ini adalah didesain lebih sistematis  dan outputnya lebih jelas.

 

 "Apalagi sekarang momentumnya sangat pas. Yakni mendorong peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). SCKD saat ini ditekankan harus bisa membangun jembatan for global solution. Sehingga koneksi dengan dunia internasional," ungkap Ghufron dalam konferensi pers di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (16/8) lalu. 

 

Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri, Cecep Hermawan menerangkan, konsep SCKD sangat sejalan dengan apa yang selama ini diharapkan pemerintah tentang kolaborasi antar-sektor dan pemanfaatan talenta Indonesia di luar negeri untuk kemajuan bangsa.

 

Cecep juga mengapresiasi perihal kerja sama yang saat ini dijalin antara Kemenristekdikti dan Kementerian Luar Negeri pada pelaksanaan SCKD tahun ini. "Ini merupakan embrio yang ditunggu-tunggu. Kolaborasi tanpa sekat antara lembaga pemerintah,” ujarnya.

 

Sementara itu, Dr. Hutomo Suryo Wasisto, ilmuwan diaspora Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Head of LENA-OptoSense, CEO of IG-Nano, di TU Braunschweig, Germany, mengucapkan rasa terima kasihnya yang dalam kepada pemerintah lantaran telah diberikan kesempatan untuk bersumbangsih pada negara melalui program SCKD 2019.

Baginya SCKD bukan hanya sekadar seremonial belaka, tetapi momentum untuk menguatkan jalinan kerja sama antara perguruan tinggi Indonesia dan lembaga pendidikan dan penelitian di luar negeri.

Halaman:

Editor: nicha-Nicha JKT

Rekomendasi

Terkini

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X