Deg-Degan dan Penuh Tantangan saat Mengarungi Arum Jeram yang Besar

- Kamis, 15 Agustus 2019 | 12:57 WIB

BALIKPAPAN- Ternyata menimba ilmu untuk menambah wawasan pendidikan, entrepreneur, sosial budaya, pengenalan BUMN hingga wawasan Nusantara sangat tidaklah mudah.

Apalagi bagi peserta pertukaran pelajar yang berasal dari kawasan yang berbatasan dengan Malaysia. Seperti halnya Jamelia Saskia dan Alfonsus Bang, siswa – siswi SMAN 1 Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) yang mengikuti pertukaran pelajar garapan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam kegiatan Pelepasan dan Penerimaan Siswa Mengenal Nusantara 2019 Provinsi Kaltim ke Provinsi Jabar di Ballroom Swiss Belhotel Balikpapan, Rabu (14/8).

Karena, untuk sampai ke Balikpapan, butuh keberanian dan pertaruhan nyawa guna mempelajari kultur masyarakat di Jabar. Bagaimana tidak? Mulai dari empat hari lamanya perjalanan sejak 4 Agustus 2019 lalu, Mila – sapaan akrab Jamelia Saskia menceritakan perjalanan yang bermuara dari Long Pahangai menuju Pelabuhan Ujoh Bilang (Ibu Kota Kabupaten Mahulu) dengan jalur sungai menggunakan akses kendaraan speed boat selama lima jam.

“Parahnya, selama lima jam di atas air, kami hanya bisa pasrah, kami hanya bisa dan terus berdoa kepada Tuhan untuk keselamatan kami yang tiba – tiba saja bisa mengancam diterjang jeram,” kata Mila.

Karena, dalam perjalanan lintas air tersebut, kami dihadapi dengan banyaknya likukan riam (arung jeram). Diantara banyaknya riam, terdapat dua titik riam dengan julukan Riam Udang sepanjang 500 meter dan Riam Panjang yang membentang hingga 5 kilometer dengan anak riam yakni Riam Benhong, Riam Keneheq, Riam Ban Palang, Riam Beliuq, Riam Lubang Kubang. Berikut, Riam Nap, Riam Nyalung, Riam Batu Lawung, Riam Hidah, dan Riam Huluk.

“Yang paling mengerikan, hampir disetiap tahun memakan korban. Sebetulnya, ada alternative lain dengan menggunakan jalur darat. Namun jaraknya yang jauh hingga bisa memakan waktu hingga 24 jam,” kata Mila, wanita bedarah Dayak Bahau Busang.

Sesampainya di Pelabuhan Ujoh Bilang, kami dijodohkan kembali dengan lintasan air untuk sampai ke Kecamatan Tering. Dengan menggunakan speed boat kembali, jarak tempuh yang harus kami bayar selama satu hari satu malam.

Sesampainya di sana, barulah kami mengunakan jalur darat menuju Kecamatan Barong Tongkok selama empat jam. Dilanjutkan perjalanan dari Barong Tongkok menuju Kecamatan Melak selama tiga jam.

“Tak berhenti di situ, perjalanan kemudian dilanjutkan hingga ke Tenggarong selama 6 jam. Alhasil, dari perjalanan darat tersebut saya 11 kali muntah karena mabuk perjalanan darat serta tidak ada istirahat,” ujarnya seraya tertawa.

Akhirnya kami sampai jam tiga subuh di Kota Samarinda setelah dari Kota Tenggarong. Kami berdua singgah di Bank BNI Cabang Samarinda. Sempat beristirahat sejenak melepaskan lelah perjalanan selama tiga jam di situ. 

Kemudian pada jam enam paginya kami harus segera meluncur ke Kota Balikpapan. Diketahui, pertukaran pelajar merupakan salah satu rangkaian program BUMN Hadir Untuk Negeri.

Di tahun 2019, BNI ditunjuk sebagai person in charge (PIC) bersama Co PIC seperti Pindad dan Dirgantara Indonesia. (ami/adv/pro2/one) 

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Disediakan Duit Rp 800 Juta untuk Tugu PKK Bontang

Selasa, 19 Maret 2024 | 08:15 WIB

Kapolda-Pangdam  Blusukan Salurkan Bansos

Senin, 18 Maret 2024 | 19:42 WIB

Itulah Hakim Progresif

Senin, 18 Maret 2024 | 09:54 WIB
X