BALIKPAPAN - Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengeluarkan imbauan kepada seluruh masjid dan musala agar saat membagikan daging kurban tidak menggunakan plastik lagi, dan sebagai alternatifnya menggunakan bresek atau wadah ramah lingkungan.
Imbauan ini juga untuk mendukung Perda nomor 8 tahun 2018 tentang larangan penggunaan kantong plastik di Kota Balikpapan
Namun sayangnya imbauan tersebut tidak bisa diterapkan. Contohnya di Masjid Agung Ataqwa Balikpapan yang masih menggunakan kantong plastik saat pembagian daging hewan kurban.
Ketua Panitia Kurban Masjid Agung Ataqwa Slamet DJ mengatakan, Masjid Agung Ataqwa masih menggunakan plastik, namun tidak 100 persen plastik pada umumnya. Plastik ramah lingkungan jadi pilihan Masjid Agung Ataqwa saat membagikan daging kurban.
"Kita memang masih menggunakan plastik. Tapi tidak 100 persen plastik yang biasa, 50 persennya kita gunakan yang ramah lingkungan," ujar Slamet DJ, Minggu (11/8).
Lanjut Slamet, sulitnya menemukan besek serta mahalnya harga besek menjadi kendala untuk menerapkan imbauan Wali Kota tersebut. Sehingga pihaknya hanya mampu menggunakan kantong plastik yang ramah lingkungan saja.
"Kan susah cari besek itu di Balikpapan. Kalo di Jawa mungkin banyak. Ini aja kita gunakan plastik ramah lingkungan harganya lumayan per lembarnya," terang Slamet.
Lebih lanjut Slamet menjelaskan, himbauan dari Wali Kota juga dinilainya sangat dadakan namun jika pada pelaksanaan mendatang, Masjid Agung Ataqwa akan berinofasi menggunakan wadah selain plastik.
"Insyallah lah tahun depan kita coba cari altefnatif penggantinya. Ini kan himbauan juga baru. Jadi mohon dimaklumin lah ya," jelasnya.
Seperti diketahui, Masjid Agung Ataqwa menyembelih hewan kurban jenis sapi sebanyak 14 ekor dan kambing 10 ekor dengan total bungkusan sebanyak 1.260 bungkus. Dan dari 1.260 bungkus tersebut Masjid Agung Ataqwa menggunakan wadah plastik ramah lingkungan. (pro/one)
