BALIKPAPAN- Pertamina Kalimantan hanya bisa menampung dan menyampaikan aspirasi dari ratusan pekerja Pertamina yang tergabung dalam Serikat Pekerja (SP) Mathilda, saat berorasi menolak pelepasan Liquid Natural Gas (LNG) kepada PT PGN (Perusahaan Gas Negara), Senin (29/7).
Pjs Manager Communication and Relation Pertamina Kalimantan Cecep Supriatna mengatakan, seluruh kebijakan mengenai persoalan LNG ke PGN bermuara ke Pertamina pusat di Jakarta. Sehingga setiap daerah hanya bisa mendengar dan menyampaikan aspirasi setiap Serikat Pekerja.
"Kami sifatnya hanya menampung saja. Kami enggak bisa berbuat apa-apa. Tapi pasti akan kami sampaikan apa yang diorasikan temen-temen SP," ujarnya, Senin (29/7).
Lanjut Cecep, aksi damai yang disampaikan oleh Serikat Pekerja Mathilda tersebut tidak hanya dilakukan di Kota Balikpapan saja. Tetapi juga telah dilakukan di beberapa kota lainya yang menyuarakan penolakan pelepasan LNG kepada PGN.
"Aksi pagi tadi itu tidak hanya di Balikpapan saja. Tapi kemaren juga telah dilakukan di beberapa daerag dan salah satunya di Jakarta juga," tambah Cecep.
Dalam aksi damai tersebut, Cecep menilai jika menurut Serikat Pekerja terdapat hal-hal yang dirugikan dari adanya pelepasan tersebut. Namun hal tersebut berdasarkan persepsi Serikat Pekerja.
"Kami hanya bisa menerima aspirasinya. Anggapan mereka kan ada yang dirugikan dari adanya pelepasan tersebut," ujarnya.
Seperti diketahui, ratusan pekerja Pertamina yang berada dalam naungan Serikat Pekerja Mathilda menggelar aksi damai di halaman kantor besar Pertamina. Mereka menyuarakan menolak pelepasan LNG ke PGN.
PT PGN sendiri diketahui merupakan Perusahaan Gas Negara yang bersifat terbuka, dimana 43 persennya merupakan saham yang dikuasai oleh publik yang disinyalir dibeli oleh pengusaha dari luar negeri. (pro/one)
