Luhut : Indonesia Darurat Sampah !

- Selasa, 26 Maret 2019 | 13:00 WIB
Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan  didampingi Menristekdikti Mohammad Nasir dan Kepala BPPT Hammam Riza saat meninjau PLTSa Bantar Gebang. (foto : Kemenristekdikti for Kaltim Post)
Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan didampingi Menristekdikti Mohammad Nasir dan Kepala BPPT Hammam Riza saat meninjau PLTSa Bantar Gebang. (foto : Kemenristekdikti for Kaltim Post)

BEKASI--Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan menyambut baik keberadaan PLTSa Bantar Gebang yang diciptakan oleh anak bangsa yang tergabung dalam tim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Menurutnya, PLTSa ini dapat menjadi suatu solusi untuk menangani masalah sahpah di Indonesia.

“Indonesia saat ini sedang darurat sampah. Pak Presiden juga heran masalah sampah ini tidak ada habisnya. Kehadiran PLTSa ini pemerintah berharap  dapat mengatasi masalah sampah yang saat ini telah menjadi masalah nasional,” terang Luhut di PLTSa Bantar Gebang, Bekasi, Senin (25/3).

"Saya tanya ke kepala BPPT, bisa nggak bikin 1.500 ton per hari, bisa nggak Pak? Kalau bisa buatan dalam negeri ya nggak apa-apa didukung. Kita 'kan bisa dalam negeri, ngapain mesti impor? Yang model 150 (ton sampah per hari) itu bisa di kampung-kampung di Labuan Bajo, atau di kampung saya." lanjut Luhut.

Luhut menambahkan pengelolaan sampah tidak hanya dapat fokus pada faktor teknologi saja, namun sisi budaya juga harus diperhatikan. Sebab itu, budaya hidup bersih harus ditumbuhkan mulai dari level keluarga. Dengan demikian dapat menghasilkan masyarakat yang cinta akan kebersihan dan sadar akan pengelolaan sampah yang baik.

“ Semua aturan sudah ada tinggal mengintegrasi aturan ini supaya jalan. Bayangkan kita udah pakai MRT, tapi ada sampah, “ tutur Menko Luhut.

Sementara itu, Kepala BPPT Hammam Riza mengungkapkan ‘pilot project’ PLTSa Merah putih ini dibangun dengan kapasitas pengolahan sampah mencapai 100 ton per hari dan akan menghasilkan listrik sebagai bonus sebanyak 700 kWh.

Diungkap oleh Hammam bahwa pembangunan Pilot project ini berlangsung dalam waktu cepat yakni satu tahun, dan merupakan PLTSa pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi termal yang sudah proven.

 

"Pilot  Project ini merupakan hasil kajian desain Tim BPPT, Saat ini plant masih dalam kondisi commissioning, yang tentunya masih ada beberapa komponen atau proses yang perlu disempurnakan untuk PLTSa ini berjalan dengan lancar," ujarnya. (*/sar/pro)

Editor: nicha-Nicha JKT

Rekomendasi

Terkini

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X