SRAGEN--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meminta kepada pengelola pondok pesantren di seluruh Indonesia untuk tetap meningkatkan nasionalisme di kalangan santri. Menurutnya, hal ini sebagai bentuk antisipasi masuknya paham radikalisme.
"Pendidikan di pondok pesantren tetap harus ada standarnya. Jangan lupa juga untuk tetap harus meningkatkan rasa nasionalisme di kalangan santri dan lingkungan pesantren," ungkap Muhadjir di sela kunjungannya ke SMA Trensains Muhammadiyah ,Sragen, Jawa Tengah, Senin (11/3).
Muhadjir menjelaskan, menjaga dan merawat Kebhinekaan, Pancasila dan UUD 1945 mutlak harus dilaksanakan oleh para santri. "Walau sekarang identitas pesantren di sekolah ini fokus pada pendidikan agama dan sains, tapi juga harus memelihara kultur, tradisi dan menjaga nilai-nilai kebangsaan," kata mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Trensains Muhammadiyah Sragen, Muhammad Fahrur Roni menambahkan, pendidikan yang mengarah pada peningkatkan semangat nasionalisme untuk para santri sudah diterapkan. Di antaranya, upacara bendera, kegiatan kepanduan dan materi pendidikan kewarganegaraan.
"Kegiatan kepanduan ini semacam pramuka. Di dalamnya tentu juga ada materi tentang kebangsaan," jelas Roni--sapaan akrabnya.
Roni menerangkan, porsi materi pembelajaran di sekolahnya tersebut tidak juga hanya fokus pada agama dan sains saja. Dirincikan, 40 persen pendidikan agama dan sisanya 60 persen pendidikan sains, kewarganegaraan dan sosial.
"Kami menjamin bahwa pendidikan muhammadiyah tidak lepas dari pendidikan nasionalisme. Sejak jaman dulu semangat nasionalisme di kalangan satri selalu dikuatkan," pungkasnYa. (sar/pro)