BALIKPAPAN – Solikin (34), salah satu tersangka narkoba yang diringkus jajaran Polda Kaltim, beberapa waktu lalu, hanya bisa tertunduk lesu saat dihadapkan dengan awak media di ruang Konferensi Pers, Mapolda Kaltim, Senin (4/2) siang.
Warga Kelurahan Sepatin, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), itu mengaku tak tahu-menahu soal temuan polisi di rumahnya.
Diberitakan sebelummya, pada 31 Desember 2018, Ditnarkoba Polda Kaltim menggerebek rumah Solikin yang terletak di RT 02, Sepatin, Kukar. Di rumah itu, polisi menemukan 12 bungkus plastik berisikan sabu-sabu yang taruh di dalam sebuah tas jinjing dan disimpan di dalam sebuah gudang. Total, semua sabu-sabu itu seberat 12 Kilogram (Kg).
Kepada awak media, Solikin mengaku, barang haram itu bukan miliknya, melainkan milik seseorang yang tak ia kenali identitas lengkapnya. “Saya dititipkan tas oleh si Puding. Tapi saya juga enggak kenal dia. Dia cuma bilang dari Samarinda,” katanya pria berambut gondrong itu.
Bukan hanya tak mengenali si pemberi tas, pria dengan nama panggilan Kin itu juga tak tahu isi dalam tas tersebut. “Saya cuma dibilangin, nanti akan diambil lagi tasnya itu,” sambungnya.
Lantas, apa yang membuat Kin mau menyimpan barang yang tak ia kenal itu?
Ternyata, sepetak tambak menjadi timbal baliknya. Nanti, cerita bapak tiga anak itu, jika Puding sudah kembali mengambil barangnya, ia akan diberikan sebuah tambak ikan. “Sampai sekarang saya enggak pernah terima sepeser pun dari dia,” tuturnya, menyesal.
Namun polisi lebih dulu menemukan sabu-sabu itu dirumahnya sebelum ia mendapatkan hadiah tambak yang telah dijanjikan Puding. Kin pun terpaksa meringkuk di sel tahanan Mapolda Kaltim untuk mempertanggung-jawabkan perbuatannya bersama dua rekannya, Syamsul (32) dan Mulyadi (45) – yang sama-sama diduga sebagai sindikat narkoba ini.
Sementara itu, Mulyadi, warga Balikpapan yang terseret dalam kasus ini tak memberikan komentar apapun. Ia memilih bungkam saat dicecar pertanyaan oleh awak media. (sur/pro/one)
