ADA pepatah yang mengatakan bahwa kalau ingin melihat watak seorang pemimpin, simaklah perilakunya bukan sewaktu ia menang, namun sewaktu ia kalah. Dalam ajaran agama, keimanan seseorang juga terlihat manakala ia mendapat cobaan dan ujian, bukan hanya sewaktu mendapat nikmat dan kesenangan.
Situasi seperti ini juga berlaku dalam kompetisi politik Pemilukada. Setelah menjalani kampanye panjang yang menguras dana, tenaga dan emosi, semua pemimpin pasti akan terpukul menerima kekalahan. Namun di sini ada dua kategori pemimpin. Ada pemimpin yang sakit hati, tidak bisa menerima kenyataan, mencari kambing hitam, bahkan menyalahkan rakyat yang dianggap ‘salah memilih’. Dan ada juga pemimpin yang menerima kekalahan dengan ikhlas, sportif, dan mengambil kekalahan untuk masa depan.
Bagi seorang politisi, menang dan kalah merupakan bagian dari pendidikan dan pendewasaan politik. Inilah wejangan yang disampaikan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sewaktu memberikan pembekalan dan arahan kepada calon kepala daerah Pemilukada serentak 2015 yang diusung Partai Demokrat. Supian Hadi, Calon Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah yang diusung oleh Partai Demokrat pada Pemilukada 2015 hadir pada pertemuan tersebut.
SBY juga mempercayai bahwa survei yang dilakukan secara ilmiah sangat penting sebagai alat ukur. Karenanya, hasil survei lah yang digunakan oleh Partai Demokrat untuk menentukan calon kepala daerah yang diusung pada Pemilukada 2015.
Hasil survei Partai Demokrat yang dilakukan lembaga independen Saiful Mujani Research And Comunity (SMRC), elektabilitas dan popularitas Bupati Kotim Supian Hadi sebagai calon Bupati Kotim periode 2015-2020 tidak diragukan lagi. Supian Hadi menjadi satu-satunya kandidat calon kepala daerah yang layak dan masih diinginkan oleh masyarakat memimpin Kotim pada periode 2015-2020 mendatang.
“Meroketnya elektabilitas dan popularitas Supian Hadi karena masyarakat sudah mengenal betul sosok SHD sebagai bupati Kotim. Kedua, sejumlah penghargaan yang diraih Pemkab, serta berbagai pembangunan yang sudah dirasakan masyarakat juga ikut andil memberikan kredit poin buat Supian Hadi,” kata Wakil Ketua DPD Demokrat Kalimantan Tengah (Kalteng) Burhani.
Hasil survei SMRC semakin diperkuat oleh hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) melalui anak perusahaannya Lembaga Survei Kebijakan Publik (LSKP). Survei yang dilakukan pada 7-12 September 2015 tersebut mengungkapkan fakta publik bahwa pasangan petahana Supian Hadi-Taufiq Mukri masih menjadi pilihan utama masyarakat Kotim.
“Sahati didukung 73,3% sedangkan pasangan lainnya kurang dari 10%, seperti Zamrud hanya 4,8%, Madani 3,4%, dan Djuara 0,5%,” ungkap Direktur LSKPD-LSI Network Sunarto Ciptoharjono, di Hotel Idola Sampit, Minggu (20/9/2015).
Dukungan terhadap Sahati menguasai hampir seluruh segmen pemilih. Mulai dari gender, agama, suku, pekerjaan, hingga segmen pendidikan. Sahati unggul terkait dengan tingginya kepuasan masyarakat terhadap kinerja pasangan ini selama menjadi bupati/wakil bupati.
Menariknya, dari survei LSKP-LSI Network itu pasangan Sahati tidak mengalami penurunan suara setelah penetapan pasangan calon oleh KPU Kabupaten Kotim. Meskipun calon lainnya melakukan sosialisasi secara massif.
“Sahati tidak turun, malah terus bertambah. Tetapi pasangan lain juga naik. Kemungkinan pasangan lain baru mampu menggeser suara swing voters (suara melayang/pemilih belum menetukan pilihan),” kata Sunarto.
Hasil survei dua lembaga kredibel yang menempatkan pasangan petahana Supian Hadi-Taufiq Mukri tersebut semakin menyuntik semangat barisan tim pemenangan. Mereka optimis perolehan suara pasangan Sahati hasil Pemilukada 2015 bisa melampaui hasil survei.
“Kita sangat optimis Sahati bisa memenangi Pemilukada Kotim dengan raihan suara melampaui hasil survei. Mesin partai pendukung dan barisan relawan akan all out memenangkan Sahati,” kata Ahmad Yani, tim pemenangan Sahati dari PDIP. (adv)