BALIKPAPAN-Teror orang tak dikenal menimpa Anisa Ul Mahmudah. Tak cuma sekali, teror dialami pengacara muda ini sampai empat kali.
Teror pertama terjadi pada awal September lalu. Di mana roda mobil Honda City bagian depan dan belakang kanan yang dia parkir di kawasan apartemen di Balikpapan Tengah tiba-tiba pecah.
Anisa, yang hendak berangkat kerja di pagi hari kaget saat melihat plat besi tertancap di bagian ban kendaraan. "Ada potongan besi plat yang masih tertancap di ban. Saya awalnya mengira itu kena di jalan," ujar Anisa, Sabtu (30/9).
Beberapa hari kemudian, tepatnya 11 September kemarin Anisa kembali mengalami kejadian serupa. Ban bagian belakang dan depannya pecah. Kejadiannya sama persis, sebuah plat besi tertancap di ban.
Merasa janggal, Anisa lantas melaporkan kejadian ini ke pihak pengelola apartemen. Hanya saja, Anisa mengaku tak mendapat respons yang memuaskan. "Sampai 3 laporan berikutnya tidak ada tindakan dari pengelola apartemen," kata dia.
Sepanjang September, Anisa setidaknya empat kali mengalami kejadian yang tak mengenakkan. Puncaknya terjadi pada Kamis (21/9) kemarin.
Dimana pada pagi hari, Anisa kembali mendapati mobil Honda City bewarna putih miliknya berubah warna menjadi kuning pada bagian atap, pintu sebelah kiri, bagasi belakang hingga velg. Ia menduga perubahan warna terjadi akibat siraman air keras.
"Sepertinya disiram air keras. Soalnya saya sudah bawa ke pencucian mobil, nodanya tidak bisa hilang. Malahan catnya mengelupas," terang Anisa.
Merasa tak aman, Anisa akhirnya melaporkan kejadian yang menimpanya sebulan terakhir ke Polresta Balikpapan. "Saya cuma berharap kasus perusakan ini dapat segera diungkap pihak kepolisian," harap dia.
Di sisi lain, Anisa berharap agar pengelola apartemen dapat segera memperbaiki sistem keamanan. Pasalnya, ia telah berulang kali menyampaikan laporan namun tak ada tindakan apapun yang dilalukan pengelola apartemen.
Apalagi, di sekitar apartemen miliknya itu tidak dilengkapi cctv. Sehingga pelaku perusakan terhadap kendaraannya sulit diketahui. Ia tambah kecewa, sebab selama ini ia selalu membayar uang iuran keamanan sebesar Rp 135.000 per bulannya. (hul)