BALIKPAPAN – Tahun ini, Pemkot Balikpapan sedang membangun berbagai proyek infrastruktur hingga pengadaan bantuan seragam sekolah. Warga Kota Minyak turut menyoroti kinerja Pemkot Balikpapan.
Tak sedikit yang menumpahkan keluhan dan saran melalui media sosial. Bahkan terus menjadi perbincangan publik. Hal ini juga menjadi perhatian Wakil Ketua DPRD Balikpapan Sabaruddin Panrecalle.
Dia melihat proyek-proyek yang saat ini berlangsung seperti belum terlaksana maksimal. Pihaknya telah menyampaikan kepada wali kota melalui organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Misalnya kepada Disdikbud, pihaknya menyoroti proyek pembangunan sekolah terpadu dan pengadaan bantuan seragam. “Kami mendorong secara utuh dan lengkap agar sebelum tender atau penganggaran harus benar-benar memiliki perencanaan yang matang,” tegasnya.
Berkaca dari beberapa proyek yang ada, dia berharap jangan mencari kontraktor yang tidak qualified. “Semua proyek banyak masalah sekarang, bantuan seragam juga ada yang belum tersalurkan,” katanya.
Seperti diketahui, program bantuan seragam sekolah tersisa 20 persen belum terdistribusi. Kemudian proyek pembangunan sekolah terpadu di Balikpapan Selatan, proyek ini masih deviasi sekitar 3 persen.
“Kalau bermasalah ini justru terlihat seperti perencanaannya tidak matang,” tuturnya. Tak hanya itu, proyek penanganan banjir perbaikan DAS Ampal yang kerap menjadi bulan-bulanan warga.
Kabarnya kontraktor PT Fahreza Duta Perkasa (FDP) meminta perpanjangan waktu untuk menyelesaikan seluruh bagian pekerjaan. Sementara program ini memiliki deadline Desember tahun ini.
“Bagaimana mau perpanjangan waktu kalau memang pekerjaannya tidak qualified,” ucapnya. Koordinator Komisi III ini menegaskan, pihaknya selalu mengatakan tidak perlu ada lagi perpanjangan waktu bagi proyek DAS Ampal.
Bahkan dia meminta seharusnya dilakukan putus kontrak. Sabaruddin mengaku kecewa melihat kinerja kontraktor. “Sampai sekarang saja progres baru berapa persen. Padahal tidak ada hujan kenapa tidak genjot pekerjaan,” tutupnya. (din/adv/pro)