BALIKPAPAN-Mulai Juni hingga Agustus mendatang, kawasan Kalimantan Timur diprediksi sudah memasuki musim kemarau. Kepala Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan Kukuh Ribudiyanto mengatakan, pada tahun ini musim kemarau di Kaltim diprediksi memang cukup pendek.
"Iya musim kemarau akan terjadi pada Juni, Juli dan Agustus. Di mana puncak musim kemarau kemungkinan akan terjadi pada Agustus nanti," kata Kukuh ditemui wartawan di kantornya, Kamis (8/6) siang.
Selain lebih pendek, kemarau tahun ini, kata Kukuh juga akan berpotensi lebih kering. Ini, sebut dia karena adanya fenomena el nino. "Artinya uap air berkurang karena tertarik ke kawasan pasifik, sehingga nantinya lebih kering," kata Kukuh.
Pria kelahiran Demak, Jawa Tengah ini meneruskan, sebelumnya kawasan Kaltim juga sudah terdampak fenomena siklon tropis mawar yang terjadi di kawasan Filipinan. Fenomena ini, membuat tutupan awan berkurang sehingga cuaca di Kaltim menjadi relatif lebih panas.
"Dalam waktu dekat juga akan ada siklon yang melanda Filipina. Fenomena ini juga membuat curah hujan di Kaltim berkurang tiga sampai seminggu ke depan," kata Kukuh.
Kukuh juga mengatakan, datangnya musim kemarau disertai dengan sejumlah fenomena siklon turut meningkatkan potensi kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalimantan Timur. Pekan lalu saja, BMKG mencatat ada puluhan titik api yang tersebar di seluruh wilayah Kaltim. "Kalau untuk saat ini titik api yang terdeteki ada tiga atau empat di daerah Bontang dan Berau," ujar dia.
Kendati demikian, Kukuh menjelaskan, titik api yang terdetekti di satelit tak melulu merupakan kebakaran hutan dan lahan. Ada juga titik api yang berasal dari seng dan pasir.
"Jadi seng yang lama terpapar matahari juga bisa menjadi titik api, begitu juga pasir. Tapi ini masuk kategori sedang ya," tutup dia. (hul)