SANGATTA - Pesta panen raya yang menjadi adat dan budaya di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) masih terus berlanjut. Jika sebelumnya digelar di Kecamatan Muara Wahau. Kali ini giliran Kecamatan Sangatta Selatan.

Desa Rindang Benua baru saja menggelar pesta budaya Bengen Lepek Majeu atau pesta panen. Kegiatan itu yang dilaksanakan oleh masyarakat suku Dayak Kenyah di Jalan Poros Sangatta-Bontang KM 10, Kecamatan Sangatta Selatan, pada Sabtu (27/5) tadi.

Seluruh warga khusunya masyarakat suku Dayak Kenyah, mendapat apresiasi dari Pemkab Kutim, mengingat sejauh ini, warga Desa Rindang Benua tetap konsisten mempertahankan adat yang tersisa dari leluhur.

"Saya rasa jika Rindang Benua dijadikan desa budaya sangatlah bagus, karena posisinya persis di pintu masuk ibu kota kabupaten," ungkap ia.

Hal ini bertujuan supaya desa tersebut bisa menjadi salah satu desa budaya yang ada di Kutim, lebih lanjut, pihaknya mengaku akan terus mendorong perubahan tata ruang wilayah provinsi bisa segera disetujui.

"Kami minta agar masyarakat Desa Rindang Benua bisa bersabar, sembari menunggu proses perubahan tata ruang wilayah yang saat ini terus di kejar penyelesaiannya," terang dia.

Menurutnya, pesta budaya Bengen Lepek Majeu, merupakan tradisi yang masih dipertahankan oleh masyarakat di desa tersebut. Seperti diketahui, acara adat ini rutin dilakaanakan sejak 2009 lalu.

Kepala Dinas Pariwisata Kutim, Nurullah menyampaikan, selain menjadi desa budaya, saat ini Rindang Benua juga sedang dikembangkan menjadi desa wisata alam, karena memiliki pesona keindahan alam berupa air terjun yang sangat indah dan masih terjaga kealamiannya.

"Walau pun masih terkendala akses infrastruktur jalan, karena wilayah ini sangat memerlukan perhatian dari Pemkab Kutim, dimana lokasi yang ditempuh

cukup jauh kurang lebih 13 kilometer dari jalan utama," jelas dia. (Adv/*/la)