PENAJAM - Dunia Pariwisata Penajam Paser Utara perlu mendapat dukungan lebih dari berbagai stakeholder.
Hal ini disampaikan Anggota Komisi I DPRD PPU Muhammad Bijak Ilhamdani yang memastikan bahwa Benuo Taka tidak kekurangan jumlah destinasi wisata, hanya perlu dorongan lebih intens demi kemajuan dunia pariwisata PPU.
Ia menyebut perlu upaya pengembangan potensi destinasi wisata, untuk meningkatkan nilai jual kepada para wisatawan domestik maupun mancanegara.
"Destinasi wisata kita ada. Tapi saya pikir lahannya perlu dimaksimalkan. Kalau bicara destinasi, ada banyak," ujarnya, ditemui, Kamis (4/5/2023).
Menurutnya di masing-masing desa di PPU pasti memiliki kawasan berpotensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata yang representatif.
"Di Sepaku contohnya. Air terjun ada di Mentawir, kemudian ada Goa Tapak Raja di Desa Wonosari. Titik nol juga saya pikir bisa menjadi objek wisata, meski secara tidak langsung," terangnya.
Menurutnya fenomena hilir mudik masyarakat ke seberang, atau lebih tepatnya ke Balikpapan sama besarnya dengan minat masyarakat Kota Beriman yang ingin menikmati wisata alam di Benuo Taka. Khususnya di pantai-pantai dan pedesaan.
"Mungkin itu bisa menjadi catatan, bahwa memang perlu adanya peningkatan potensi spot-spot wisata karena kita sudah punya Ripda (Rencana Induk Pengembangan Wisata Daerah) yang menjadi pedoman untuk wisata kita ke depan," katanya.
Ia berharap Dinas Pariwisata bisa memaksimalkan Ripda dalam bentuk progres program-programnya.
Adapun Dinas Pariwisata sendiri saat ini merasa kurang leluasa untuk menjalankan program karena beberapa hal. Menanggapi hal itu, Ilhamdani menilai perlu adanya koordinasi dengan mitra yang fokus pada pengembangan obbjek-objek wisata di PPU.
"Jadi Ripda itu tumpuannya bukan hanya di Dinas Pariwisata, tapi memang ada sinergi dengan Dinas PU (Pekerjaan Umum) misalnya, untuk pembangunan fasilitas umumnya," tukasnya.
Selain itu Dinas Pariwisata juga bisa bermitra dengan Dinas KUKM dan Perindag untuk meningkatkan laju pertumbuhan UMKM di objek wisata.
"Karena kalau bicara wisata tidak hanya bisa dilakukan Dinas Priwisata doang. Ada pembangunan fisik, ada pengelolaan sampah bekerjasama DLH (Dinas Lingkungan Hidup), ada UMKM. Jadi itu harus satu visi sebenarnya dan saya pikir belum ada satu visi di antara mitra-mitra pariwisata ini. Termasuk akar rumput misalnya Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) harus dimaksimalkan," imbuhnya. (Mia/adv/pro)
