Nasib malang menimpa atlet asal Kota Balikpapan Gede Valentine Aditya. Asa Gede merengkuh prestasi pada gelaran Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VII Kaltim di Berau akhir tahun mesti sirna. Kecelakaan bus yang menimpa rombongan atlet di Kecamatan Kelay, 17 November tahun lalu membuat Gede mengalami patah tulang leher.
Erik Alfian, Balikpapan
Gede hanya bisa terbaring lemas di ranjang yang diletakkan di ruang tamu, saat media ini bertandang ke rumah sewa yang ditinggali bersama kedua orang tua dan adiknya di Jalan Perjuangan Nomor 16, Balikpapan Selatan, Ahad (30/4) siang.
Sesekali sang bapak, I Nyoman Suandara (46) menyeka bibir putra sulungnya dengan tisu. Nyoman dengan telaten juga memberikan minum dan makanan lewat selang saat Gede merasa haus dan lapar. Bersama sang istri, Kurniati, pria yang berdinas di Polresta Balikpapan bergantian mengurusi Gede.
"Sudah sekitar lima bulan Gede kondisinya seperti ini," kata Nyoman.
Musibah yang dialami Gede bermula saat dia memutuskan membela kontingen Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pada Porprov VII Kaltim akhir tahun lalu.
Gede, yang merupakan atlet Balikpapan terpaksa membela PPU lantaran cabang olahraga yang dia ikuti, sofbol, terancam tak diberangkatkan ke Berau. Gamang, dengan situasi yang serba tak pasti, Gede "banting setir" dengan belajar bridge. Dinilai punya potensi, Gede akhirnya diberi peluang membela PPU karena saat itu kuota atlet Balikpapan sudah penuh.
"Sebenarnya beberapa hari sebelum berangkat saya sudah minta ke dia (Gede) tidak usah ikut Porprov. Sebab ada tawaran pergi ke tambang. Tapi dia tetap ingin ikut Porprov," terang Nyoman.
Musibah itu akhirnya tak dapat dihindari. Akibat tak kuat menanjak, bus rombongan atlet, pelatih dan ofisial dari Kabupaten PPU meluncur ke dalam jurang sedalam 30 meter di kawasan Desa Kelay, Kabupaten Berau, 17 November 2022 siang.
Gede yang duduk di baris kedua dari belakang sempat berusaha keluar dari bus saat badan bus tersangkut pohon. Namun karena beban yang berat, pohon tak sanggup menahan bobot bus dan kembali terguling.
"Setelah terguling yang kedua ini Gede mengalami cedera di lehernya," kata Nyoman.
Setelah mengalami kecelakaan, Gede sempat mendapat perawatan dan menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Daerah dr Jusuf SK Tarakan. Selepas dari Tarakan Gede melanjutkan pengobatan di Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan dan baru keluar pada awal Januari 2023 lalu.
"Vonis dokter Gede lumpuh permanen. Hanya mukjizat saja yang kami harapkan," kata Gede dengan mata berkaca.
Meski hanya bisa terbaring di ranjang, kondisi Gede disebut Nyoman sudah membaik. Gede sudah bisa menggerakkan jari dan tangan. Gede juga mampu berbicara normal.
"Tapi badan sampai kaki ini memang tidak bisa sama sekali digerakkan," ungkap Nyoman.
Nyoman mengaku tak banyak yang bisa dia perbuat untuk pengobatan dan terapi rutin anaknya selain mengandalkan BPJS Kesehatan."Kalau untuk vitamin dan suplemen lain ya keluar uang sendiri," kata dia.
Selain kasih sayang dari orang tua, Gede juga mendapat support dari teman-temannya sesama atlet. Seperti yang tampak saat media ini berkunjung, Ahad (30/4). Sejumlah rekan sesama atlet bridge tampak berkunjung dan memberi semangat kepada Gede. (hul)