TENGGARONG - Komisi II DPRD Kutai Kartanegara (Kukar) gelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan pihak terkait membahas peran lembaga perusahaan terhadap pemberdayaan dan pengembangan UMKM di zona hulu. Rapat ini dipimpin Ketua Komisi II DPRD Kukar, Sopan Sopian bersama Anggota Komisi II, Firnandi Ikhsan di Ruang Banmus, Selasa (7/2).
Rapat ini mempertemukan Asosiasi Karya Muda Mahakam (AKMM) Kukar bersama Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (DiskopUKM) Kukar, Bankaltimtara, perusahaan dan pengusaha. Yang meminta adanya evaluasi kerja dari Pemkab Kukar terkait program Kredit Kukar Idaman (KKI). Yang selama ini telah banyak menyentuh kelompok ibu-ibu, namun belum pengusaha muda.
"AKMM ini berharap KKI hadir memfasilitasi permodalan pengusaha muda untuk pengembangan usaha dan lainnya," ungkap Ketua Komisi II DPRD Kukar, Sopan Sopian kepada Prokal.co.
Sopan mengatakan audiensi ini juga meminta kehadiran perusahaan membantu UMKM melalui program CSR. Namun Sopan menyebut saat ini pihak perusahaan masih beriorientasi di bidang kesehatan dan pendidikan. Tetapi telah diminta agar program kepemudaan ini dihadirkan melalui dana CSR.
Menilim potensi usaha yang dimiliki pemuda Kukar, khususnya hulu. Politikus Partai Gerindra tersebut menyebut kreatifitas pemuda tertuang di kerajinan tangan. Namun saat ini sudah mulai merambat ke usaha kekinian seperti angkringan dan makanan-makanan modern. Karena mereka banyak belajar secara otodidak, dia berharap pertemuan ini dapat mengembangkan lagi potensi yang ada tersebut.
"Saat ini hanya terkendala di modal, pemerintah harus memberi catatan ke DiskopUKM bagaimana anak-anak muda ini juga diikutkan dalam kesertaan modal KKI. Karena terkadang mereka malu dan malas berurusan, jadi harus difasilitasi dan dibantu membangun mental," ucapnya.
Kedepan, pelatihan dan pendampingan pelaku usaha pemuda akan digalakkan. Dengan mendatangkan narasumber dari pengusaha kecil sukses. DPRD Kukar mendukung penuh program ini dengan AKMM yang akan memfasilitasi. Sopan juga meminta agar kegiatan ini tersinergikan dengan pemerintah.
"Tidak ada salahnya mendekati usaha yang sudah sukses. Sehingga dapat membuat branding tersendiri," tutup Sopan. (moe)