BALIKPAPAN-Ratusan ton pupuk urea di Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) hingga saat ini belum diserap oleh petani. Ketiadaan mesin electronic data captured (EDC) untuk penebusan pupuk bersubsidi jadi sebab utama.
Pemilik CV Agro Prima Lestari Hamzah mengatakan, mulai tahun ini pemerintah memang mulai menerapkan pengunaan kartu tani yang berfungsi sama seperti kartu ATM bagi petani yang ingin menebus pupuk subsidi. Padahal, di lapangan mesin EDC yang berfungsi untuk transaksi belum siap.
“Nah kondisinya saat ini mesin EDC belum tersedia di kios distributor, termasuk di tempat saya. Padahal kartu taninya sudah dibagikan kepada para petani,” kata Hamzah dihubungi lewat sambungan telpon, Senin (30/1).
Hamzah mengaku sudah menanyakan persoalan ini ke bank yang ditunjuk pemerintah untuk penyediaan kartu tani dan mesin EDC. “Informasinya mesin EDC masih menunggu dikirim dari Banjarmasin. Tapi tidak ada kepastian kapan sampainya. Padahal sedari awal pemerintah menyatakan sudah siap menggunakan kartu tani,” ujarnya mengeluh.
Lantaran sudah mulai menerapkan penggunaan kartu tani, Hamzah juga tak berani menyalurkan pupuk kepada petani. Ia khawatir, ketika mengambil kebijakan sepihak bisa menimbulkan masalah di kemudian hari. Ia berharap, instansi terkait dapat mencarikan solusi terbaik. Sebab, bulan ini disebut dia sudah mulai memasuki musim tanam.
“Jika dibiarkan berlarut tanpa solusi saya khawatir petani terancam gagal panen untuk musim tanam kali ini,” kata Hamzah.
Tak hanya dari Babulu, Hamzah menyebut kendala ini juga dialami tiga kecamatan lain di Kabupaten PPU, mulai dari Penajam, Waru hingga Sepaku. “Ada 400 ton urea belum bisa salur. Padahal biasanya Januari sudah salur,” kata dia.
