Pada babak kedua, tempo permainan tetap berjalan sedang dan kedua tim saling berusaha untuk membongkar lini pertahanan lawannya, namun 15 menit pertama belum ada yang mengancam.
Selanjutnya babak kedua berjalan tidak seperti babak pertama, karena tidak terlalu banyak peluang yang tercipta sehingga pertandingan dilanjutkan ke waktu tambahan.
Pada waktu tambahan, Maroko yang memiliki peluang pertama melalui Walid Cheddira, akan tetapi tendangan mendatarnya masih bisa dihalau Simon.
Selanjutnya Spanyol yang memegang kendali jalannya pertandingan dengan mendominasi penguasaan bola dan di menit terakhir waktu tambahan, Pablo Sarabia memiliki peluang emas untuk mencetak gol, namun tendangannya masih mengenai tiang gawang Maroko.
Bermain selama 120 menit tanpa gol, Maroko memaksa Spanyol untuk melanjutkan pertandingan ke babak adu penalti untuk menentukan negara mana yang melangkah ke perempat final Piala Dunia 2022.
Pada babak adu penalti, Maroko yang pertama mengambil giliran melalui Abdelhamid Sabiri sukses melaksanakan tugasnya, sedangkan Pablo Sarabia tendangannya menghantam tiang gawang.
Selanjutnya Hakim Ziyech sukses melaksanakan tugasnya. Di sisi lain, Carlos Soler tendangannya dapat dibaca oleh kiper Maroko Yassine “Bono” Bounou.
Pada giliran ketiga, penendang Maroko Badr Benoun gagal melaksanakan tugasnya. Tendangan kapten Spanyol Sergio Busquets juga gagal. Sepakannya gampang dibaca oleh Bounou. Penendang penentu Maroko, Achraf Hakimi sukses melaksanakan tugasnya dengan sangat dingin. Sepakannya sekaligus mengantarkan skuad asuhan Walid Regragui untuk kali pertama melangkah ke perempat final Piala Dunia.
TETAP MELATIH
Luis Enrique mengatakan bahwa dia ingin tetap menjadi pelatih tim nasional Spanyol. Meskipun, faktanya, Spanyol pulang lebih awal pada Piala Dunia Qatar 2022. Spanyol disingkirkan Maroko pada babak 16 besar lewat adu penalti, Rabu dini hari WIB. La Furia Roja kalah 0-3 dalam drama adu penalti setelah bermain imbang 0-0 dengan Maroko selama 120 menit.
Namun, Enrique menyebut bahwa posisinya sebagai pelatih Spanyol masih belum pasti setelah tersingkir dini dari Piala Dunia.
“Saya tidak bisa mengatakannya, karena saya tidak tahu,” kata Luis Enrique dalam konferensi pers usai pertandingan yang dikutip AFP. “Tim nasional punya waktu. Saya sangat senang dengan Federasi Sepak Bola (FA) Spanyol, presiden, dan dengan direktur olahraga.”
“Bila terserah saya, maka saya akan terus bertahan sepanjang hidup saya, tetapi bukan itu masalahnya,” ucap mantan pelatih Barcelona itu. “Saya harus berpikir dengan tenang apa yang terbaik untuk saya dan untuk tim nasional. Semua situasi akan berpengaruh,” kata Enrique lagi.
Enrique pertama kali ditunjuk pada 2018 setelah timnas Spanyol tersingkir di babak 16 besar Piala Dunia 2018 di Rusia oleh tim tuan rumah. Dia sempat mundur dari posisinya pada 2019. Sebab Enrique ingin menghabiskan waktu bersama keluarga setelah mendiang putrinya didiagnosis menderita kanker tulang. Posisinya sempat diisi oleh asistennya Robert Moreno. Namun, Enrique kembali melatih Spanyol dan membimbing timnya ke semifinal Euro 2020. Namun, mereka disingkirkan oleh Italia, yang menjadi juara, melalui adu penalti.
Kalah dari Maroko, Spanyol mencatat rekor buruk. Spanyol menjadi tim pertama dalam sejarah yang kalah dalam empat adu penalti di Piala Dunia.
Spanyol juga menjadi tim kedua yang gagal mencetak satu pun penalti. Spanyol mengikuti jejak Swiss yang juga gagal menceploskan bola dalam adu penalti melawan Ukraina di babak 16 besar Piala Dunia 2006. (jpc)