PROKAL.CO, BALIKPAPAN - Minimnya SPBU di Balikpapan yang mendistribusikan solar membuat para pengusaha truk mengeluh.
Ketua DPC Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Balikpapan, Syaifudin mengatakan, penutupan SPBU di Kilometer (Km) 9, Balikpapan Utara, membuat SPBU yang mendistribusikan solar untuk truk tersisa dua tempat.
"Sekarang hanya SPBU Kilometer 14 dan SPBU Kebun Sayur (Balikpapan Barat) aja yang menyediakan solar untuk truk," katanya kepada awak media, Senin (19/11).
Namun, tambah dia, jam oprasional di SPBU Kebun Sayur tidak sampai 24 jam. "Di SPBU Kebun Sayur cuma buka dari jam sembilan malam sampai jam enam pagi," tambahnya
Kondisi ini, ungkap dia, membuat para pengusaha truk di Kota Minyak jadi terganggu. Sebab, untuk bisa mendapatkan solar, para pekerja truk harus menunggu lama di SPBU Kebun Sayur dan Km 14.
"Tiga puluh jam kami mengantri belum tentu dapat. Ini jelas merugikan kami. Karena mengantri itu tidak gampang loh, supir harus punya tenaga ekstra," ungkapnya.
Selain itu, beber Syaifudin, susahnya mendapatkan solar juga berdampak dari segi ekonomi. Para pekerja yang menggantungkan hidupnya dipekerjaan truk, kata dia, harus berkurang pendapatannya.
"Biasanya sehari supir truk bisa dapat dua kali ngered (kerja bawa truk). Sekali ngered biasanya dapat (bayaran) Rp 120 ribu. Kalau dua hari saja harus dihabiskan untuk ngantri di SPBU, berarti mereka sudah kehilangan Rp 480 ribu," bebernya
Oleh karena itu, dia berharap, agar Pemkot Balikpapan dan Pertamina membuka pendistribusian solar di SPBU Km 4.
Selain itu, jam operasional di SPBU Kebun Sayur dibuka hingga 24 jam. Hal ini diyakininya mampu mengurai antrian panjang di SPBU Kebun Sayur dan Km 14.
"Katanya pemerintah, SPBU di Km 9 akan dibuka dua minggu lagi. Nah, sembari menunggu SPBU itu dibuka, pasok solar ke SPBU Km 4 dan SPBU Kebun Sayur beroperasi terus. Ini bisa jadi soslusi," ujarnya.
Dia mengancam, jika masalah ini tidak segera diselesaikan, pihaknya akan menggelar aksi.
"Kalau kondisi seperti ini terus, kami akan demo. Masa mau dibiarkan seperti ini. Kami capek mengantri dan merugi terus kalau enggak jalan (kerja)," tuturnya.
Aksi tersebut turut diamini oleh Ketua Umum II Aptrindo, Muhammad Rayes.
Para supir truk yang beroperasi mengangkut barang di Pelabuhan Semayang, Kampung Baru dan Pelabuhan Ferry Kariangau, kata Rayes, tidak akan beroperasi jika kondisi ini tidak terselesaikan.
"Kami kasih waktu satu Minggu untuk bisa dibuka SPBU Km 4. Kalau tidak, kami tidak akan beroperasi. Artinya kami tidak akan mengeluarkan barang dari pelabuhan kemanapun alias tidak bekerja, sampai masalah ini bisa diselesaikan," katanya. (sur/pro/one)