PROKAL.CO,
JAKARTA--Dana desa yang disalurkan oleh pemerintah merupakan ujung tombak pertumbuhan ekonomi baru yang menyumbang pertumbuhan ekonomi secara nasional. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDT) Eko Putro Sandjojo dalam acara Silaturahmi Desa, Dialog Interaktif, dan Buka Puasa Bersama dengan tema: "Menggali Gagasan dan Aksi Kolektif dalam rangka Percepatan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyakarat Desa" di Gedung Makarti Muktitama, Kemendes PDTT Kalibata, Jakarta, Selasa (5/5) malam.
Eko mengatakan, kawasan tandus di beberapa wilayah Indonesia kini sudah mulai berfungsi sebagai ladang perekonomian baru bagi masyarakat desa.
"Dengan membuat embung, maka kawasan tandus yang awalnya mustahil menjadi lahan perkebunan, sekarang sudah bisa terwujud. Sehingga, masyarakat desa kini bisa panen tebu hingga ratusan ton setiap tahunnya. Ini bukti bahwa keberadaan dana desa mampu menciptakan sumber ekonomi baru di pedesaan," jelas Eko dalam sambutannya.
Ketua Komisi V Fary Djemy Francis juga menjelaskan, semangat dana desa memang pendekatannya adalah pemberdayaan masyarakat. Sehingga, mulai dari tahap merintis, pengolahan dan hasilnya semua dapat dirasakan oleh masyarakat desa itu sendiri.
"Tujuannya tentu agar menjadikan masyarakat desa lebih mandiri, dan sejahtera," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Indo Barometer, Muhammad Qodari menambahkan, jika dilihat dari survey mengenai nawacita pemerintahan Presiden RI Joko Widodo, khususnya nawacita ke-3 "Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah", hasilnya sudah cukup baik.
Qodari menyebutkan, dari survey yang dilakukan tercatat bahwa 69 persen koresponden menyatakan puas terhadap program nawacita poin ke-3 ini. Sisanya menyatakan sebaliknya.
"Memang, idealnya angka kepuasan ini menyentuh angka 80 persen. Tapi dengan angka yang tercatat saat ini itu sudah cukup yang membuktikan program nawacita pemerintahan saat ini sudah cukup baik," pungkasnya. (sar)