PROKAL.CO, JAKARTA—Sebanyak 200 perguruan tinggi yang berasal dari Jakarta, Banten, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Lampung, Medan, Palu dan Ternate mengikuti seminar Budaya Mutu di Hotel Century , Jakarta. Acara ini bertujuan untuk mewujudkan pendidikan tinggi yang bermutu serta kemampuan iptek dan inovasi untuk mendukung daya saing bangsa.
“Hingga saat ini, mutu pendidikan tinggi kita masih sungguh memprihatinkan,” terang Direktur Penjaminan Mutu Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Aris Junaidi.
Aris membeberkan, berdasarkan data BAN-PT per 8 Mei 2018, 61% institusi pendidikan tinggi Indonesia masih terakreditasi peringkat C, 35% terakreditasi peringkat B, dan hanya 4% yang terakreditasi peringkat A. Sementara 30% program studi kita masih terakreditasi peringkat C, 55% terakreditasi peringkat B, dan 15% terakreditasi A.
"Diharapkan setelah mengikuti seminar ini, peserta yang hadir khususnya pimpinan perguruan tinggi mendapatkan kebaruan informasi, pengetahuan, inspirasi, dan wawasan dari para narasumber, sehingga lebih termotivasi untuk menjadikan perguruan tingginya berorientasi kepada mutu (quality first) dan customer satisfaction dalam membangun budaya mutu melalui penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI),” jelas Aris.
Melalui seminar ini, lanjut Aris, pemerintah melalui Direktorat Penjaminan Mutu Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti berharap pimpinan perguruan tinggi mampu mentransformasikan, menyebarluaskan pengetahuan, nilai-nilai budaya mutu pendidikan tinggi melalui kebijakan dan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak kepada segenap civitas academica dan tenaga kependidikan di perguruan tinggi masing-masing untuk bersama-sama membangun dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi.
Selain itu, seminar yang juga dihadiri oleh Koordinator Kopertis Wilayah III, Illah Sailah turut menggelar ilaksanakannya deklarasi dan penandatanganan komitmen pimpinan perguruan tinggi dalam menerapkan Budaya Mutu yang dipimpin oleh Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, Sholeh Hidayat.
“Pada hari Rabu, tanggal 9 Mei 2018, di Jakarta, kami Pimpinan Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi dan Pimpinan Perguruan Tinggidi Wilayah Jakarta dan sekitarnya, mendeklarasikan komitmen untuk mengembangkan budaya mutu, melalui fasilitas dalam implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), di Perguruan Tinggi masing-masing” bunyi deklarasi yang dibacakan oleh Rektor Untirta Sholeh Hidayat.
Adapun beberapa topik pembahasan seminar yaitu Kebijakan dan Program Direktorat Penjaminan Mutu, Kebijakan Nasional SPM Dikti dan SPMI, Membangun Budaya Mutu Pendidikan Tinggi, Kepemimpinan dan Manajemen Perubahan, dan Berbagi Praktik Baik Membangun Mutu Perguruan Tinggi. Melalui topik yang disampaikan tersebut diharapkan mampu membangun pemahaman terhadap 200 pimpinan perguruan tinggi terhadap regulasi dan manajemen budaya mutu. Selain itu, usaha praktik baik membangun budaya mutu pun menjadi salah satu topik pembahasan agar para pimpinan perguruan tinggi beritikad menerapkan budaya mutu di dalam lingkungannya.
Terlebih dalam era industri 4.0 yang penuh tantangan, Perguruan tinggi perlu mempersiapkan diri menghadapi situasi dan kondisi ini dengan mempertahankan mutu dan kualitasnya sehingga akan lebih siap serta menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan zaman. Hal ini mutlak dilakukan karena saat ini masyarakatlah yang akan memutuskan dalam memilih perguruan tinggi yang mampu menjamin kompetensi lulusannya. Oleh karena itu pelaksanaan budaya mutu di perguruan tinggi sangat dibutuhkan dan tidak dapat ditawar lagi. (*/sar)